Selanjutnya, hindari juga over discharging. Maksudnya, daya baterai sering berkurang banyak akibat gaya mengemudi yang tidak hemat pemakaian listrik.
“Sering ngebut dan ugal-ugalan sampai top speed keseringan, itu dapat memicu terjadinya over discharging,” tukas Jospeh.
Tapi, jika daya baterai sampai berkurang banyak, “Kita sarankan penggunaan baterai itu sampai di range 20% saja, ketika mau mendekati 20%, silahkan langsung discharging,” bilangnya.
Pasalnya, baik over charging maupun over discharging kata Joseph dapat melemahkan sel baterai.
“Tapi kalau di Kona Electric kami sudah antisipasi itu dengan membuat sistem safety. Jadi, ketika baterai sebelum sampai 0%, dia akan otomatis cut loss, menghindari supaya selnya tidak rusak,” jelasnya lagi.
Baca Juga: Ini Alasan Hyundai Lebih Memilih Baterai NCM Ketimbang LFP Untuk Mobil Listriknya
Hal berikutnya yang mesti diperhatikan juga, yakni pre-conditioned charging.
“Baterai itu kan bisa difast charging ya. Nah, biasanya kalau mau fast charging, jangan dalam kondisi mobil dingin,” wantinya.
Sebab, dalam kondisi dingin tersebut, lanjut Joseph, sel baterai masih sangat rentan.
“Jadi kalau mau pakai fast charging, sebaiknya mobilnya dipakai jalan dulu beberapa saat, baru kemudian difast charging,” tambahnya.
Kemudian hindari baterai mobil listrik mengalami over heating. “Over heating ini biasanya di kondisi ekstrem, misalnya mobil terjemur atau diparkir di tempat terbuka yang lagi panas terik dalam waktu lama,” papar Joseph.
Karena dalam kondisi tersebut ada resiko sel baterai mengalami perubahan atau deformasi/degradasi dari materialnya.
“Sama halnya dengan hp, kalau kita jemur lama di tempat yang panas, selnya akan cepat rusak,’ pungkasnya.