Perhatikan, Hal Ini Bisa Bikin Umur Pakai Baterai Mobil Listrik Cepat Drop

Andhika Arthawijaya - Senin, 7 Oktober 2024 | 17:54 WIB

Ilustrasi struktur komponen baterai mobil listrik (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com – Salah satu hal yang saat ini masih dikhawatirkan oleh konsumen mobil listrik, yaitu usia atau umur pakai baterainya tidak lama.

Padahal tak sedikit pabrikan mobil listrik yang berusaha meyakini calon konsumen, dengan memberikan garansi panjang untuk baterai mobil listrik buatannya. Mulai dari 8 sampai 10 tahun.

Bahkan ada juga yang berani juga kasih life time warranty alias garansi seumur hidup loh. Tapi tentunya dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Nah, biar tidak nebak-nebak baterai mobil listrik kesayangan bisa bertahan berapa lama, sebaiknya hindari melakukan hal-hal yang dapat membuat kesehatan baterai (battery healt) cepat drop.

“Ketika punya barang, pastinya akan kita sayang-sayang agar tidak cepat rusak dong,” bilang Joseph Ananta, Professional of Cell Electrode Production PT HLI Green Power, produsen sel baterai Hyundai Group.

Baca Juga: All-new KONA Electric Digas Dari Jakarta-Semarang Tanpa Ngecas Baterai, Bisa?

Nah, agar baterai mobil listrik umur pakainya bisa lama, Joseph membeberkan beberapa tips yang bisa sobat lakukan.

Pertama adalah hindari terjadinya over charging. “Sel baterai bisa mengalami over charging loh. Makanya untuk menghindari hal itu, sebaiknya pengecesan dilakukan sampai baterai terisi 80% – 90% saja,” sarannya.

Tapi, lanjut Joseph, ngecas sampai 100% juga sebenarnya enggak masalah, “Asalkan mobil listriknya sudah dibekali safety pada BMS (Battery Management System) maupun sistem charging-nya, seperti di Hyundai All-new Kona Electric,” ujar Joseph di sela-sela acara Hyundai Media Drive: All-new Kona Electric beberapa waktu lalu di Semarang (3/10/2024).

Iday/Otomotifnet.com
Bila ingin melakukan fast charging, jangan dalam kondisi baterai masih dingin

Selanjutnya, hindari juga over discharging. Maksudnya, daya baterai sering berkurang banyak akibat gaya mengemudi yang tidak hemat pemakaian listrik.

“Sering ngebut dan ugal-ugalan sampai top speed keseringan, itu dapat memicu terjadinya over discharging,” tukas Jospeh.

Tapi, jika daya baterai sampai berkurang banyak, “Kita sarankan penggunaan baterai itu sampai di range 20% saja, ketika mau mendekati 20%, silahkan langsung discharging,” bilangnya.

Pasalnya, baik over charging maupun over discharging kata Joseph dapat melemahkan sel baterai.

“Tapi kalau di Kona Electric kami sudah antisipasi itu dengan membuat sistem safety. Jadi, ketika baterai sebelum sampai 0%, dia akan otomatis cut loss, menghindari supaya selnya tidak rusak,” jelasnya lagi.

Baca Juga: Ini Alasan Hyundai Lebih Memilih Baterai NCM Ketimbang LFP Untuk Mobil Listriknya

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Jangan tunggu baterai kurang dari 20 persen, segera lakukan pengisian ulang

Hal berikutnya yang mesti diperhatikan juga, yakni pre-conditioned charging.

“Baterai itu kan bisa difast charging ya. Nah, biasanya kalau mau fast charging, jangan dalam kondisi mobil dingin,” wantinya.

Sebab, dalam kondisi dingin tersebut, lanjut Joseph, sel baterai masih sangat rentan.

“Jadi kalau mau pakai fast charging, sebaiknya mobilnya dipakai jalan dulu beberapa saat, baru kemudian difast charging,” tambahnya.

Kemudian hindari baterai mobil listrik mengalami over heating. “Over heating ini biasanya di kondisi ekstrem, misalnya mobil terjemur atau diparkir di tempat terbuka yang lagi panas terik dalam waktu lama,” papar Joseph.

Karena dalam kondisi tersebut ada resiko sel baterai mengalami perubahan atau deformasi/degradasi dari materialnya.

“Sama halnya dengan hp, kalau kita jemur lama di tempat yang panas, selnya akan cepat rusak,’ pungkasnya.