Otomotifnet.com - Berdasarkan kajian akademisi dari LPEM UI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Universitas Indonesia), demikian pula Kemenperin (Kementerian Perindustrian).
Terungkap stagnasi penjualan mobil di Indonesia dipengaruhi oleh melemahnya daya beli masyarakat Indonesia.
Sehingga menyebabkan masyarakat tidak dapat membeli mobil baru, kemudian justru beralih untuk membeli mobil bekas.
Hal ini menjadi indikasi yang buruk terhadap industri otomotif, jika begini terus industri otomotif diambang krisi. Mengingat kelangsungannya tergantung pada penjualan yang kini terasa melorot terus.
Dalam kajian LPEM UI dan Kemenperin, diperlukan suatu program untuk menstimulasi pembelian mobil baru di masyarakat.
Tentunya, pemberian stimulus harus tetap mengedepankan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, penjualan domestik dan produksi mobil di Indonesia sempat mencapai nilai tertinggi pada tahun 2013.
Baca Juga: Cina Kuasai Pasar Mobil Listrik Indonesia, Alarm Nih Buat Pabrikan Jepang
Hal tersebut dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan perkapita Indonesia pada tahun 2011-2013.
Serta dipengaruhi program kendaraan bermotor roda empat hemat energi dan harga terjangkau (KBH2), alias LCGC (Low Cost Green Car).