Makanya, seting engine yang dbuat untuk Eko pun berbeda dengan Yogi Hermana selaku teman satu timnya. Seperti di Honda Supra X 125 yang dipacu di kelas Bebek 4-Tak Tune Up 125 cc Open (MP1) ini.
“Untuk motor Eko, saya terapkan kompresi sedikit lebih rendah dari motor Yogi. Yaitu, 12,5 : 1. Sedang Supra X 125 Yogi bermain di 12,8 : 1. Ini untuk hindari resiko motor jebol,” beber Bambang.
Begitunya ketika kedua berpacu di sirkuit Pancing, Medan kala event Streetfire Road Racing Championship (SRRC) digelar beberapa waktu lalu, Eko mampu kampiun. Nah, meski kompresi dibuat lebih rendah, tapi Bambang menerapkan teknik kail torsi lebih besar. Caranya, lewat pemakaian magnet standar.
“Sengaja tidak memakai magnet racing seperti milik Yamaha YZ125. Tapi cukup pakai magnet standar yang dibubut hingga beratnya 700 gram,” sebut tuner 35 tahun itu.
Menurutnya dengan metode ini, justru torsi yang dihasilkan menjadi lebih besar. Jadi, bisa mengakali tenaga di putaran bawah. Balancer dibuat jadi 250 gram.
Menariknya, meski bermain di kelas MP1, tapi seting Supra X 125 ini tak ubahnya pacuan kelas MP3. Lihat saja diameter klep yang diusung. Buat klep, aplikasi milik Honda Sonic yang diameternya dibikin jadi 26 mm (in) dan 23 mm (ex).
Begitu juga karburator yang dipakai! Hanya andalkan Mikuni TM 24 mm. “Berbeda dengan motor Yogi yang pakai klep 28/ 23 mm dan karburator TM 28 mm. Tapi justru seting motor ini lebih kabur dari motor Yogi,” beber pria asal Jawa kelahiran Medan itu.
Sukses bro! (motorplus-online.com)
Ban depan: FDR MP57 90/80-17
Pelek: Excel Takasago 1.60 x 17
Cakram: Daytona
Grip gas: TDR
Knalpot: AHRS F4
Editor | : | billy |
KOMENTAR