Kini, OTOMOTIF berkesempatan mengulasnya lebih dalam. Merasakan lebih detail perubahan yang terjadi dan efeknya buat kenyamanan sang pengendara. Baca terus sob!
Desain & fitur
Yang paling membedakan adalah desain bodinya, headlamp tumpuk dua digusur dengan mata sipit split khas Ninja. Dari depan tampak lebih garang! Windshield-nya persis Versys 1000, 1,7 kali lebih lebar dari wind protection model terdahulu. Windshield ini juga bisa disetel naik-turun 6 cm hanya dengan memutar dua kenop di bagian depan.
Mundur ke belakang, area buritan didesain tetap memiliki bracket untuk side box atau panniers tapi bentuk pengaitnya disamarkan, sehingga tetap keren meski dalam kondisi tanpa box. Rangkanya juga telah disiapkan mampu menerima bobot tambahan untuk box hingga 30 kg.
Desain spidometernya sama seperti versi terdahulu, bedanya ada tambahan indikator yaitu remaining range untuk mengingatkan jarak yang bisa ditempuh dengan sisa bahan bakar di tangki, average / instant fuel consumption dan economical riding indicator. Fitur yang terakhir akan memandu pengendara mendapatkan konsumsi bensin yang baik.
Windshield baru 1,7 kali lebih lebar dari versi sebelumnya
Riding Position & Handling
Duduk dan memijakkan kaki di footstep-nya, sedikit terasa berbeda karena ternyata posisinya dibuat lebih turun 15 mm dan lebih maju 20 mm. Makin selonjor plus setang lebar, nyaman abisss..!
Makin sip, getaran ke setang makin tak terasa diredam oleh karet damper pada raiser. Oiya karet damper juga ada di bracket footstep dan kini ditambahkan pula di engine mounting bagian depan.
Posisi riding makin santai, footstep maju 20 mm dan turun 15 mm
Tinggi joknya tetap 845 mm ke tanah, bisa dipastikan rider yang punya tinggi di bawah 180 cm mesti jinjit. “Kalau kurang dari 180 cm jangan sekali-sekali berhenti dan menapak di kondisi jalanan yang miring ke samping, mudah roboh apalagi bobot motor ini cukup berat mencapai 214 kg,” wanti Tester OTOMOTIF. Wah, bisa repot ketiban motor seharga Rp 164 juta on the road Jakarta ini.
Rem ABS enggak bikin ngesot saat ngerem di tanah
Jarak travel suspensi memang panjang tapi tetap tak didesain untuk jalur off-road, khusus jalan aspal dengan berbagai kondisi. Melewati beton keriting atau aspal rusak asyik aja. Makin siap menghadapi beragamnya kondisi jalan, suspensi depan-belakang juga dilengkapi dengan setelah preload.
“Yang belakang persis Versys 1000 dilengkapi remote preload adjuster. Bisa diseting sambil jalan karena ada kenob putar di bawah jok,” beber Tester OTOMOTIF. Lewat jalanan rusak, preload coba diputar ke arah “S“ atau soft, bantingan terasa lebih smooth dan tidak membal.
Dengan remote preload adjuster seting sok belakang lebih mudah, tinggal putar
Performa
Mengalami revisi pada ECU, mesin 650 cc DOHC dua silinder segaris ini langsung diukur tenaganya pakai dynamometer Dynojet 250i, milik Sportisi Motorsports di Rawamangun, Jaktim.
Hasilnya, power puncaknya naik jadi 59,57 dk pada rpm 8.800 dari Versys versi sebelumnya yang hanya 59,49 dk di 8.200 rpm. Namun grafik tenaga sampai 8.000 rpm masih lebih rendah dari Versys lama. Artinya, peningkatannya terasa saat mesin berputar dari rpm tengah ke atas. Tarikan awalnya justru jadi lebih lembut dari versi lawas.
Terbukti saat akselerasi diukur dengan Racelogic, 0-60 km/jam memang lebih lambat dari Versys lama, yaitu 2,8 detik sedang varian terdahulu bisa 2,4 detik. Tapi 0-100 km/jam sedikit lebih cepat. 5,3 detik versus 5,5 detik. Sedang mencapai jarak hingga 402 meter, sama-sama ditempuh dalam waktu 13,9 detik. Data lainnya lihat tabel ya!
Sedang torsi maksimumnya 53,7 dk pada 7.600 rpm. Jika melihat grafiknya, torsi sudah langsung kuat sejak 3.000-6.000 rpm, putaran mesin rendah yang cocok untuk karakter turing yang cenderung konstan.
Power bawahnya lebih smooth, tapi tengah ke atas makin galak
Konsumsi Bensin
Bahan bakar Pertamax RON 92 digunakan dalam pengetesan. Dengan bobot tester 75 kg, diperoleh hasil 1 liter bensin untuk jarak 17,4 km. Jalanan yang ditempuh cukup beragam, mulai dari lengang hingga macet-macetan di Jakarta. Oiya, kini tangkinya jadi lebih besar, dari 19 liter kini jadi 21 liter. Dalam kondisi full tank bisa menempuh jarak 365,4 km.
Desain lampunya mirip Ninja ZX-636 ya!
0 - 60 km/j = 2,8 detik
0 – 80 km/j = 4 detik
0 – 100 km/j = 5,3 detik
0 – 100 m = 6 detik
0 – 201 m = 9 detik
0 – 402 m = 13,9 detik
Konsumsi BBM = 17,4 km/liter
Data Spesifikasi
Mesin : DOHC 8 Valve, Liquid-cooled, 4-stroke Parallel Twin
Volume Silinder : 649 cm3
Sistem Bahan Bakar : Fuel injection: 38 mm x 2 (Keihin)
Sistem Pengapian : Digital
Sistem Pendinginan : Forced lubrication, semi-dry sump
Suspensi Depan : 41 mm inverted telescopic fork
Suspensi Belakang : Offset laydown single-shock
Rem Depan : Dual semi-floating 300 mm petal disc Dual piston
Rem Belakang : Single 250 mm petal disc Single-piston
Ban Depan : 120/70ZR17M/C (58W)
Ban Belakang : 1 60/60ZR17M/C (69W) P x L x T : 2,165 mm x 840 mm x 1,400 mm
Jarak Poros Roda : 1,415 mm
Jarak ke Tanah : 170 mm
Berat : 214 kg
Kapasitas Bensin: 21 litres
Trail : 108 mm
Jumlah Transmisi : 6-speed, return Tipe System
Final Drive : Sealed chain Kopling : Wet multi-disc, manual
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR