Pria ramah ini juga mengajak untuk mencicipi Yamaha R15 langsung di sirkuit Sentul. "Jangan lupa bawa wearpack balapnya ya," ajak Abidin. Oke pak, kami berangkat!
Sebuah Yamaha R15 berspesifikasi standar disiapkan. Eh, warnanya hitam, sama seperti wearpack balap yang kebetulan kami bawa kali ini, hitam juga!
Lampu depan dilepas malah bikin kurang aerodinamis. Top speed cuma 130 km/jam.
Yup, setelah lintasan clear langsung masuk ke sirkuit. Posisi duduk dan impresi berkendara lainnya tak ada yang berbeda dengan versi standar, maklum belum ada ubahan apapun pada Yamaha R15 ini.
Tikungan demi tikungan dilalui, awalnya masih pelan beradaptasi dengan ban standarnya. Makin lama makin yakin memacunya dengan kencang. Salah satu yang paling menyenangkan dari motor ini adalah handlingnya.
Distribusi bobot bagus dan sokbraker belakang lebih keras bikin handling enak untuk cornering.
"Itu karena aplikasi lengan ayun aluminium yang lebih panjang 45 mm dari New V-Ixion, motor lebih balance karena distribusi bobotnya hampir 50:50. Depan 49,3% dan belakang 50,7%," jelas Abidin.
Ditambah suspensi belakang yang jika dirasakan sedikit lebih keras dari NVL, sehingga pantat motor lebih diam. Keluar tikungan S besar atau di tikungan terakhir lebih tenang. Masuk R1 dengan kecepatan di atas 100 km/jam pun tetap percaya diri.
Sedang untuk yang depan, seandainya lebih keras sedikit pasti makin asik untuk cornering! Apalagi kalau sudah ganti ban soft compound hehee..
Rem depannya cukup pakem, maklum ukurannya sedikit lebih dari New V-Ixion, beda sekitar 20 mm. Performa rem ini terasa ketika harus hard braking sebelum masuk S kecil. Sedang yang belakang, enggak terpakai di sirkuit dengan lebar 15 meter ini.
Mesin Yamaha R15 serupa dengan New V-Ixion, bedanya ada pada aplikasi transmisi 6 speed-nya. Wajar jika karakternya tak jauh beda, putaran mesin akan teriak cepat jika telah menyentuh 6.000 rpm dan akan melesat sampai 10.500 rpm sebelum kena limiter. Makanya pindah gigi paling asik ada di 10.500 rpm kurang sedikit.
Gigi 1 sampai 4 sangat mudah menyentuh limiter, respon ketika keluar tikungan 3-4 atau di S besar masih enak rolling speed pakai gigi 3 dan 4. Tapi lain cerita ketika masuk gigi 5, putaran mesin lambat sekali naiknya.
Apalagi di gigi 6, dari 10.500 rpm saat gigi 5 langsung drop ke 9.000 rpm dan rambatannya sangat pelan. Wajar, pasalnya gigi 6 memang didesain sangat overdrive. Kalau mau maksimal ngebut di Sentul, minimal harus seting ulang final gear agar nafas gigi 6-nya habis jelas masuk tikungan pertama.
Bagaimana dengan top speed? Kok malah turun ya! Saat dicoba versi standar pada test ride sebelumnya, angka di spidometer tembus 133 km/jam. Di Sentul malah cuma 130 km/jam saja. Setelah dianalisa ternyata, lampu depan yang dilepas membuat hambatan angin tidak mulus terbelah.
"Turbulensi di balik fairing sangat terasa karena angin langsung masuk lewat lubang lampu. Jadi kurang aerodinamis," beber Mr Testo yang juga mencicipi Yamaha R15 racing yang dulu pernah dipakai balap pada Yamaha Asean Cup akhir 2013.
Penasaran? tunggu artikel test ride Yamaha R15 racing dan data akselerasinya yang pasti lebih kencang dari R15 standar hanya di OTOMOTIFNET.COM! (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR