Alhasil sebuah Liberty 150 ie diboyong ke kantor redaksi. Tujuannya ya untuk mengenal lebih dalam karakter skubek Italia ini. Yuk, kita kupas satu persatu.
Desain dan Fitur
Desainnya berkelas khas Eropa. Tapi tak sedikit juga yang merasa aneh karena bentuknya memang tak lazimnya skubek Jepang kebanyakan yang beredar di tanah air. Urusan yang satu ini kembali ke selera.
Jujur sepanjang jalanan Jakarta, pertanyaan "ini motor apa" berkali-kali diterima. Alhasil kru redaksi harus sering menjelaskan. Walah, udah kaya salesman Piaggio saja..
Aura kroom di beberapa bagian seperti lips sein dan head lamp, spion dan ornamen di bodi depan memang menciptakan kesan mewah. Pelek palang 10 nya juga lebih dekat dengan kesan elegan ketimbang sporty.
Sedang fiturnya sebenarnya tak banyak yang baru. Paling menonjol adalah aplikasi kunci immobilizer. Dengan teknologi ini, sistem pengapian dan anak kunci saling terkoneksi. Tanpa anak kunci yang memiliki kode immobilizer maka sistem pengapian tidak akan berfungsi.
Kenyamanan juga didukung oleh kapasitas bagasi di bawah jok yang lumayan lega. Tapi sayangnya helm half face enggak bisa masuk. Sedang laci di bawah setang juga harus berbagi dengan rumah aki. Bila dibandingkan dengan Vespa LX, ruang bagasi Liberty 150 ie ini masih lebih kecil.
Oiya, untuk membuka laci di bawah setang caranya mudah tinggal dorong anak kunci kontak kedepan maka secara otomatis akan terbuka. Yang lucu ketika mau membuka jok, rumah kuncinya jadi satu dengan jok, bukan di bodi.
Handling
Duduk di atas joknya, langsung terasa kalau alas pantat ini cukup tebal. Tingginya juga wajar, pengendara 160 cm masih bisa menapakan kaki dengan sempurna. Ditambah lagi dengan kontur jok yang bagian sisi sampingnya memiliki sudut lebih ramping.
Yang agak kurang nyaman adalah posisi setang yang terasa rendah. Buat pengendara jangkung pasti akan sedikit mengganggu. Tapi tenang, dengan adaptasi sebentar lama-lama juga terbiasa.
Masih soal posisi duduk, untuk boncenger sebenarnya nyaman, karena joknya lebar. Tapi posisi footstep yang terlalu keluar membuat pembonceng harus membuka lebar kakinya, posisi kaki juga jadi lebih keluar ketimbang dek pengendara. Untuk rider harus waspada, hati-hati biar kaki boncenger enggak nyangkut.
Wajar saja, karena sokbraker depan teleskopiknya berdiameter 30 mm, gede kan! Setara motor-motor sport, Honda Tiger saja 31 mm. Sedang suspensi belakang punya empat setelan kekerasan.
Kombinasi roda 14 inci di belakang dan 15 inci di depan yang dibalut ban tebal tipe tubeless 80/90-15 dan 100/80-14 juga mendukung kenyamanan. Sayangnya ukuran ban 15 inci masih jarang tersedia dipasaran.
Tapi urusan selap selip di kemacetan memang tidak selincah skubek ber-wheel base pendek seperti Yamaha Xeon atau Honda Vario. Sebagai gantinya, stabilitas saat melaju diatas 80 km/jam lebih anteng.
Oiya, menikung ke kiri jangan terlalu rebah ya! Standar sampingnya acap kali bergesekan dengan aspal. Hal yang sama juga terjadi ketika melintasi polisi tidur sambil berboncengan.
Performa
Mesin yang dipakai sama seperti jantungnya Vespa LX 150ie. Kapasitas mesinnya sama-sama 149,5 cc dengan konfigurasi bore x stroke, 48,6 mm x 62,8mm. Powernya setara dengan 8.6 kW di 8.000 rpm.
Mesin ini lebih mudah dinyalakan dalam kondisi apapun karena sistem injeksinya sudah menganut sistem close loop. Lewat O2 sensor di knalpotnya, suplai bahan bakar selalu dibuat ideal.
Saat pertama kali mesin dinyalakan, getaran memang cukup terasa, tapi seketika hilang ketika gas mulai dibuka. Dari posisi diam sampai kecepatan sekitar 30 km/jam akselerasinya terasa berat. Makin dalam gas dibuka baru terasa responsif.
Konsumsi Bahan Bakar
Jalan-jalan diseputaran Jakarta sambil bermacet-macet dan sesekali buka gas untuk ngebut, konsumsi bahan bakar Liberty 150ie masih oke. Satu liter bensin bisa membawa kita berjalan hingga 32 kilometer. (motorplus-online.com)
Editor | : | Billy |
KOMENTAR