Paket injeksi ini memang dibuat untuk motor berkapasitas mesin kecil, dari 150 sampai 250cc. Sehingga cocok untuk mesin Nouvo milik Leo Wisnu Susetyo yang sudah di bore up 150 cc.
Apalagi trottle body yang tinggal plek dengan intake manifol standar ini punya diameter venturi 28 mm. Langsung klop dengan klep in 28 mm dan ex 22 mm.
Perangkat injeksi yang dijual Rp 4,2 juta ini adalah tipe close loop dengan sensor CO di knalpot. Sehingga secara otomatis ECU akan memberikan feedback dan menyesuaikan banyaknya semprotan bahan bakar sesuai kondisi mesin.
Sedang untuk pengapiaannya, ECU bawaan Ecotrons sebenarnya bisa digunakan untuk mengatur timing. Tapi kru Ultraspeed Racing lebih enjoy memasang CDI Cheetah Power.
"Enaknya jadi bisa pakai CDI racing apa saja. Tapi ECU tetap bisa menyesuaikan timing pengapian lewat pulser, sehingga pembakaran tetap sempurna," jelasnya Freedy Gautama pemilik Ultraspeed Racing
Nah, yang bikin penasaran seperti apa sih performanya? Biar enggak ragu mari kita buktikan di atas dyno. Bermodal Dynomite milik Ultraspeed Racing, diukur dalam dua kondisi, sebelum dan setelah pasang injeksi.
"Sebelum pasang injeksi, powernya hanya 12,77 Hp di 8.676 rpm dan torsinya 12,83 Nm di 5.750 rpm," buka Leowsy, sapaan akrab Leo Wisnu Susetyo.
Setelah naik dyno, peningkatan signifikan justru ada pada torsinya. Torsinya melonjak tajam jadi 18,17 Nm di 4.369 rpm. Sedang powernya meningkat jadi 13,04 Hp di putaran mesin lebih rendah yaitu 6.123 rpm.
"Kita masih sempurnakan settingan agar tenaga juga meningkat, sabar ya," kekeh Leo yang masih penasaran dengan performa motornya. (motorplus-online.com)
Editor | : | Billy |
KOMENTAR