“LED punya efisiensi yang tinggi makanya sinarnya tidak panas, kedua lebih terang dan memberikan intensitas cahaya yang lebih baik, ketiga punya daya tahan lebih lama sekitar 20 kali dari lampu biasa, keempat cahaya lebih fokus, kelima punya dimensi kecil.
Sehingga praktis, kemudian punya daya yang rendah,” papar Sriyono, Technical Service Division PT Astra Honda Motor. Sebagai contoh lampu Vario FI, menurut data spek untuk lampu pendek dayanya hanya 2,2 Watt (x2), sedang lampu jauh 4,4 Watt (x2) dan hanya pakai arus sebesar 0,7 Ampere.
Bandingkan dengan lampu bohlam halogen, kisaran 18-35 Watt, sementara untuk jenis H4 60/55 Watt. Meski begitu, ada pula kekurangan dari LED. Pertama harga yang tergolong mahal. Contoh untuk lampu Vario FI yang hanya dijual dalam bentuk assy berikut reflektor dan mika mencapai Rp 750 ribu. Sedang LED aftermarket kisaran Rp 200-800 ribu.
Kelemahan kedua ketika hujan dan lewat jalan beraspal, sinar putihnya seperti ditelan kelamnya aspal yang hitam, sehingga pandangan jadi kurang jelas. “Rasanya jadi kurang terang,” ujar Danu, salah satu pengguna Vario 150 eSP yang terpaksa mengganti lampunya pakai model proyektor.
Kalau ini sih lampu biasa pun sama. “Eits, tapi kalau pakai lampu LED aftermarket, kalau salah pilih memang bisa menyilaukan,” terang Fahri Gunawan, pedagang spesialis bohlam LED. Nah soal ini kita bahas khusus di LED aftermarket ya.
Satu lagi yang bikin silau biasanya jenis LED aftermarket yang untuk lampu tembak dengan daya besar, kalau dipasang di motor tentunya sangat menyilaukan pengendara lain. LED aftermarket, mesti pintar memilih agar sinar tetap fokus. • (otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR