Pelek racing aftermarket high end mulai merambah Indonesia, mulai buatan Jepang, Taiwan, Afrika Selatan dan Italia ada. Soal harga jelas tidak murah karena sudah terbukti di ajang MotoGP sampai WSBK. Yuk simak pilihan yang ada di pasaran.
Anak perusahaan Brembo ini memang jagonya bikin pelek khusus balap motor. Lihat saja, di motor MotoGP dan Moto2 banyak yang memakai produk Marchesini. Buat harian, pabrikan Italia ini punya seri Performance. Material aluminium, proses tempa (forged). Bobot terpangkas 15-30% dari pelek standar moge.
Seri lebih tinggi, adalah Racing seperti tipe Genesi dan Corse yang lebih ringan 40%. Tapi, ini hanya khusus dipakai di sirkuit. Harganya premium, sebab hampir mencapai Rp 20 juta untuk seri Perfomance. Seri Racing, harga dua kali lipat. Di Indonesia, diimpor oleh Tiara Sutan.
UKAWA
Pelek ini buatan Taiwan, tetapi punya kualitas cihuy karena dibikin dengan proses forged. “Proses pembuatannya bagus, bahkan ada pelek Jepang yang dibikin proses mentahnya di Ukawa,” kata Budiman Terianto, owner Sphinx Motorsport yang impor pelek Ukawa di Indonesia.
Jika pelek standar Ninja 250 berbobot sekitar 7 kg. Maka pelek Ukawa ukuran 2,75 inci dan 4 inci, cuma 5,5 kg. Apalagi finishing anodized bikin cakep dan tak bikin berat. Pelek Ukawa untuk Ninja 250 dijual seharga Rp 18 juta.
Nah, kalau yang ini, buatan Jepang.Anak perusahaan Active ini, bikin pelek aftermarket untuk beragam motor Jepang dengan teknologi forged dan aluminium khusus. Makanya, Galespeed punya bobot ringan. Tak hanya buat moge, Galespeed juga bikin buat Kawasaki KSR110 atau Honda Monkey. Harga Rp 17 juta.
BST
Black Stone Tek (BST) dari Afrika Selatan. Khusus membuat pelek dari bahan serat karbon. Takut patah? BST memberi jaminan kalau produknya sangat kuat seperti pelek besi, tetapi lebih enteng dari pelek magnesium. BST ini laris dipakai di Superbike dan moge cruiser. Harga, di atas Rp 40 juta. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR