Tapi ada juga yang sudah terbiasa dengan bahan bakar non subsidi. Hal ini sudah dilakukan beberapa rekan komunitas berikut yang mengatakan jika motornya justru lebih ‘sehat’ saat memakai bensin non subsidi.
“Saya memilih Pertamax untuk penggunaan harian. Manfaatnya cukup banyak terasa. Diantaranya mesin yang lebih bersih karena pembakaran sempurna, juga tenaga yang lebih ngisi,” ungkap Agus Zuga, pengguna Kawasaki Ninja 250R yang juga ketua harian komunitas Nitro.
Sementara Heru Nugroho pemilik Suzuki Satria dari klub Jakarta Satria Club ini menyatakan sudah sejak lama meninggalkan Premium dengan alasan kenyamanan berkendara.
“Premium nilai oktannya rendah, makanya dari awal saya sudah pakai Shell V-Power yang setara Pertamax. Jadi settingan karburator dan mesin sudah menyesuaikan. Nah, kalau maksa pakai Premium motor malah nglitik. Dan ruang bakar lebih kotor,” paparnya.
Pengalaman mereka diamini Dirdhana, Education & Technical Publication Manager PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Menurutnya, manfaat yang dapat terasa dalam jangka pendek penggunaan Pertamax adalah ruang bakar yang lebih bersih karena pembakaran yang sempurna. Tentunya karena pembakaran yang lebih sempurna sehingga carbon sisa pembakaran lebih sedikit.
Diakui Dirdhana, kondisi ini juga dapat membuat tarikan mesin jadi lebih ringan. Itu baru manfaat jangka pendeknya, jangka panjangnya ada pada usia komponen di dalam ruang bakar.
“Memang sepintas remeh, tapi manfaat lebih besar nanti didapat pada penggunaan jangka menengah dan panjang. Dimana komponen-komponen mesin justru lebih awet dan terjaga kebersihannya,” pungkasnya. (motor.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR