Merasa torsi dan tenaga melimpah saat mecoba Freed berturbo, akhirnya diputuskan untuk segera mencangkok peranti forced induction. Namun bedanya, bukan opsi turbo yang dipilih, melainkan supercharger.
"Soalnya saya lebih suka tarikan bawah. Dari lampu lalu lintas ke lampu lalu lintas kan jaraknya biasa tidak terlalu jauh," ujar pria berusia 36 tahun ini. Selain itu alasan lainnya karena kendaraan tidak bisa nginap di bengkel, jadi harus langsung selesai hari itu juga.
Pengerjaan sepenuhnya diserahkan ke RS Tuning di kawasan Bintaro, Jaksel. Untuk supercharger-nya sendiri dipilih lansiran Sprintex buatan Australia yang sudah disetting boost 0,5 bar.
"Sayang tidak mudah untuk menaikan boost pada supercharger. Harus main dari diameter pulley dan ganti fan belt," sebut pria yang bekerja sebagai wiraswasta ini.
"Pemasangan tidak sulit karena sudah bolt on kit buat mesin L15A7. Cukup luangkan waktu dari pagi hingga malam dan langsung di-dyno tuning setelah kelar instalasi," terang Rudy Sutjipto, tuner RS Tuning.
Untuk fine tuning, Rudy percaya dengan piggyback Dastek Unichip keluaran Afrika Selatan. Terukur pada dynamometer milik RS Tuning, didapat hasil akhir sebesar 152 dk dan torsi 167 Nm, dari standarnya yang di kisaran 118 dk. "Kenaikannya sedikit lebih rendah dibanding biasanya, dikarenakan bahan bakar yang digunakan RON 88," jelas Rudy.
Wah lebih mantap lagi jika ditandem dengan turbocharger nih. • (mobil.otomotifnet.com)
Data Modifikasi :
Mesin: Open Filter + Muffler HKS Supercharger Sprintex, Downpipe + Frontpipe Kansai Dastek Unichip Q+
Eksterior: Body Kit Full Mugen, Lampu Belakang Depo, Wrapping Sticker Full Body
Interior: Panel Carbon, Karpet Comfort
Kaki-Kaki: Pelek Vossen 17x(8+9) inci, Ban Accelera 205/45R17, Sturtbar 3 Titik, Per Tanabe
In Car Entertainment: Power Amplifier Millenium 5 Channel, Speaker Depan a/d/s 3 Way, Subwoofer Rodek 10 Inci
Editor | : |
KOMENTAR