Meski Konsep Daily Use,Honda Estilo Ini Berani Ditantang Ngebut

 

Jakarta - Pada awalnya, rasa putus asa dialami Dion Budiyanto ketika membangun hatchback lansiran 1992 ini. Keputusan terbaik saat itu, dipindah tangankan kepada orang lain.

"Dulu sudah putus asa bangun ini. Tadinya mesin H series sudah mau terpasang, tapi teman menganjurkan pakai K series saja. Jadi ini seperti proyek yang tertunda," ujar ayah 2 orang anak ini. Soalnya, sebagai seorang pengusaha peternakan di Kalimantan, Dion enggak bisa memantau perkembangan mobilnya dari waktu ke waktu.

Dijejalkan mesin dengan kode K20A, yang notabene, mesin ini aslinya milik Honda Civic Type-R maupun Integra Type R. Bukan hanya ganti segelondong mesin, jeroan pun ikut dioprek.

Mesin K20A yang menembus angka 301 dk ini terlihat lowong, karena aki diletakkan pada bagasi.

"Konsepnya daily use. Tampilan seperti kendaraan harian, tapi asyik diajak ngebut. Makanya ubahan yang gue lakukan enggak mau aneh-aneh," cerita pria kelahiran Banjarmasin ini.

Jeroan mesin yang tak lagi standar yakni camshaft lansiran Drag Cartel, dan piston yang dipesan khusus agar menghasilkan kompresi tinggi. Header dengan konfigurasi 4-2-1 keluaran K-Tuned pun dipilih. Tetapi, ini didesain untuk posisi menyetir sebelah kiri.

Saat dipasang untuk setir kanan, tentunya posisi header terlalu dekat dengan master dan booster rem. Maka dari itu, butuh penyesuaian pada saat pemasangan.

Selesai urusan mesin, lanjut ke penerus tenaga. "Yang paling sulit yakni menentukan rasio gigi. Karena targetnya untuk dipakai sehari-hari, traksi dan speed harus balance. Maka suspensi, rasio gigi dan power mesin juga harus seimbang," jelas Andre Pratama, dari E-Worx, di bilangan Palmerah, Jaksel yang dipercaya untuk menggarap proyek ini.

Pelek order langsung dari Jepang. Tapak depan lebih lebar agar traksi selalu maksimal

Pun begitu ketika Dion ingin traksi selalu maksimal ke aspal. Hasilnya, wide body sebesar 2,5 cm pun dilakukan agar pelek Advan RZ 16 inci yang dipesan langsung dari Jepang muat di sepatbor. Lebar pelek juga harus disesuaikan dengan besaran tenaga mesin. Akhirnya, terpilih pelek lebar 8 inci untuk depan dan 7 inci di belakang.

"Sengaja untuk depan lebih lebar. Karena mengejar traksi. Kalau enggak gitu, ban depan selalu overspin saat start drag race," jelas Dion. (Mobil.Otomotifnet.com)