Makanya varian ini sering disalah artikan dengan Great Corolla (Greco) yang juga bermesin 1.600 cc. Tak banyak yang paham dengan sedan saloon berdimensi tanggung ini.
Peralihan
Pada era ’97-an, varian ini memang tergolong langka karena populasinya kalah dibanding Great Corolla yang beredar selama 4 tahun sejak 1992 hingga 1996.
Kalaupun terlihat beredar, kebanyakan dipakai ibu-ibu atau mahasiswi karena bentuk saloon yang ringkas.
“Bentuknya tanggung tetapi justru menjadi daya tarik,” papar Angga, pemilik Corolla 1.6L berkelir coklat metalik ini.
Namun karena hadir dengan status masa peralihan menuju All New Corolla, sekarang justru menjadikannya dream car back to 90’s.
Pemilik Corolla yang bekerja di sebuah majalah ini senang gonta-ganti pelek. “Istilah kata, hampir semua pelek gaul udah dijajal,” kelakarnya.
Lain lagi cerita Dio yang pakai Corolla 1.6L merah maroon. Meski sudah menemaninya cukup lama, kendaraan harian miliknya tetap dibiarkan standar.
Modifikasi suspensi agar bisa bergonta-ganti pelek ekstrem sesuka hati |
Sudah banyak yang menawar peleknya, tetapi Dio cuek saja, sebab dianggap cocok menemani besutan kesayangannya. Bicara harga, sedan saloon ini punya pasaran dengan rentang harga Rp 60-65 juta.
Tentunya patokan tadi berdasarkan kondisi barang. Semakin terawat, harga juga bisa tinggi. Secara, Corolla sudah kondang di mancanegara.
Beberapa pengalaman sudah membuktikan. Meski kurang banyak peminat di kalangan anak muda, tetap saja diburu karena nilai ekonomis yang tinggi.
“Untuk kondisi full orisinal dan tergolong rawatan, teman ada yang jual varian S-Cruise warna putih hingga Rp 70 juta,” papar Rangga yang masih satu komunitas All New Corolla. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR