OTOMOTIFNET - Boys will be boys, ungkapan itu sangatlah benar, ketika melihat karakter VW Golf GTI ini.
Ketika kecil, mainannya pasti ingin dipunyai, setelah besar, langsung merogoh kocek, untuk menggamit tunggangan seharga Rp 575 juta (On The Road, Jakarta).
Layakkah dijadikan mainan?
Dengan beberapa fitur baru serta kemampuan sport hatchback ini, simak saja terus, ya!
ADAPTASI BALAP
Nuansa sporty memang sudah diciptakan sejak dulu, era 1976 ketika generasi pertama Golf dibuat.
Sport hatchback, istilahnya. Hingga generasi keenam ini, siapa pun yang melihat sosoknya, pasti langsung berasumsi mobil ini buat diajak ngebut!
Masuk saja ke dalam, jok semi bucket, pedal-pedal, setir serta interior bernuansa mobil balap siap menemani.
Nyalakan mesin suaranya pun mencirikan mobil kencang. Bruuummm..., ada beda dibanding versi terdahulu, yaitu perlengkapan stabilitas di GTI ini.
DCC, yaitu Adaptive Chassis Control memungkinkan pilihan Normal, Comfort dan Sport.
Nah, pada pendahulunya, suspensi hanya berada di dalam satu setelan, sementara sekarang bisa disesuaikan dengan keinginan pengemudinya.
Seperti ketika melalui jalan bergelombang di sekitaran Cengkareng, setelan Comfort jadi pilihan dan terasa bantingan jadi teredam lebih lembut.
Meski buat lubang agak dalam masih terasa berguncang tentunya.
Sementara fungsi normal sedikit lebih stiff dibanding Comfort, sedangkan Sporty pengendalian terasa lebih agresif, sebab selain suspensi lebih pas untuk ngebut karena terasa lebih kaku, setir pun setinggannya berubah, menjadi lebih agresif, lewat adaptive power steeringnya, saat DCC disetel Sport.
Melaju cepat, seolah jadi incaran orang yang naik GTI ini.
Posisikan pada tuas persneling DSG pada Sport, lalu injak pedal gas, bruuumm, badan pun terdorong ke sandaran, hingga perpindahan transmisi pun berlangsug cepat. 0-100 km/jam diraih OTOMOTIF dalam 6,1 detik, lumayan, lebih cepat dari klaim 6,9 detik dari pabrikan.
Asyiknya, ketika melaju kencang dan akan memasuki tikungan sempit, deselerasi pun dilakukan.
Tinggal pindahkan saja dari tuas tiptronic di balik batang setir pada posisi (-), maka downshift pun terjadi, lalu dengarkan...
Ketika downshifting, maka putaran mesin akan naik seiring perpindahan gigi ke lebih rendah.
Efeknya tak ada gejala mobil tertahan, terlalu banyak sehingga tetap nyaman.
Sebuah adaptasi dari teknik mengemudi heel and toe, dimana saat mengerem pedal gas pun ditekan dengan tumit agar putaran mesin naik, ketika kaki kiri menekan kopling saat mengurangi gigi.
Masih berhubungan dengan melaju cepat, ada hal lain pada GTI yang ditambahkan dibanding pendahulunya. Yaitu XDC, peranti ini, bisa membuat GOLF GTI mereduksi gejala understeer kala berbelok sambil berakselerasi.
Bejek saja terus pedal gasnya, kala menikung, tak akan gejala ‘mobil lurus’ alias understeer khas mobil penggerak roda belakang ini akan terjadi.
Malahan, ketika pelan, sekitar 50 km/jam dibelokkan mendadak tanpa menginjak pedal gas gejala understeer malah timbul. Haha, tekan saja pedal gasnya, mobil pun terarah kembali.
Tetapi untuk penumpang yang duduk di belakang, meski peredaman suara tetap bagus, baik suara di sekitar maupun suara mesin.
Mau tak mau suara knalpot tetap masuk ke dalam.
Tetapi, suara ini tak, seperti suara berisik yang dikira, malah cukup nyaman didengar bagi penggemar tunggangan sporty.
Nah, kalau mau lebih asyik mendengar, ya duduk di belakang saja! Hahahaha...
Tampaknya VW Golf GTI MkVI ini memang masih layak dibilang mainan lelaki.
Hasil Test | |
akselerasi | |
0-100 km/jam | 6,1 detik |
40-80 km/jam | 4,2 detik |
0-402 M | 17,4 detik |
Pengereman | |
100-0 km/jam | 40 M |
Konsumsi bahan bakar (Liter/km) | |
Dalam kota | 1/9 |
Konstan (100 km/jam) | 1/15,7 |
Luar kota | 1/12 |
Penulis/Foto: Tim Otomotif / Reza
Editor | : | Editor |
KOMENTAR