"Bisa sangat lama. Bahkan mobil yang lebih dari 15 tahun juga biasanya masih baik. Kecuali jika ada human error," komentar Theodorus Surya Jaya, pemilik bengkel Rev Engineering di Kedoya, Jakbar. Hal serupa juga diucapkan Sarto Rombe, kepala bengkel Honda Megatama, Kapuk, Jakut.
Menurutnya, selama tidak ada kebocoran, slang rem bisa terus dipakai. Lain halnya jika sudah ada yang sobek, lebih baik segera ganti. Meski dianggap cukup kuat dalam menahan kandungan minyak rem, tetap harus waspada terhadap usia pakainya. Seperti diucapkan Teddy, kerusakan biasanya disebabkan kesalahan manusia itu sendiri.
Penyebab paling sering yakni saat rem dibongkar. Sangat diharamkan kaliper rem tergantung hanya dengan ‘pegangan' slang rem tersebut. Ada baiknya kaliper tersebut diganjal atau disimpan pada arm. (gbr.1). Intinya jangan dibiarkan menggantung.
Sebab, dengan kaliper tergantung, berpotensi slang menjadi lebih molor. Jika sudah molor maka jalinan benang, karet akan semakin tertarik. Efeknya kekuatan menahan tekanan minyak rem menjadi berkurang. Jika dibiarkan berlama-lama, bisa menggembung dan akhirnya pecah. Selain itu, slang juga menjadi sedikit lebih panjang.
Selain berbahan karet, slang rem juga ada yang berbahan braided steel. Bahan dalamnya dari teflon, lalu dibungkus lagi dengan jalinan kawat baja. Biasa dipakai pada kendaraan balap, karena lebih tahan panas. Namun, ternyata bahan ini juga tidak lepas dari masalah.
Pada braided steel ini, musuh utamanya api. Sebab itu harus lebih berhati-hati jika melakukan pengerjaan las atau memotong besi dekat dengan slang jenis ini. Percikan bunga api bisa jatuh dan menelusup pada bahan teflon. Inilah yang akhirnya membuat slang rem tersebut malfungsi. Mencegah hal ini terjadi, braided steel yang ternama sudah ada pembungkusnya lagi setelah baja (gbr.2). Sehingga lebih aman. • (otomotifnet.com)
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR