Lalu bagaimana cara membedakan kampas rem makan cakram? "Tentunya tergantung material kampasnya," buka Timmy, Marketing Manager PT Sumber Berkat Pratama, pemegang merek Bendix di Indonesia.
"Umumnya, yang bikin habis cakram adalah kampas rem yang material metal besinya banyak. Secara kasat mata, warnanya mengkilap dan jika diraba terasa tajam," beber pria ramah ini. Menurutnya, kampas rem jenis ini banyak dipakai pada mobil balap.
"Memang pakem, biasanya dipakai balap. Tapi cakramnya juga cepat habis," ungkap Timmy. Sedang untuk harian, Bendix punya formula khusus agar tetap pakem tanpa membuat cakram tergerus.
Ia menunjuk Bendix General CT yang terbuat dari bahan organik, diolah dengan teknologi ceramic dan menggunakan campuran bahan titanium.
"Teknologi ini membuat tampilan kampas remnya tidak mengkilap dan warnanya cenderung gelap. Tapi secara kualitas sangat baik. Umur pakainya panjang dan cakram tetap awet," yakinnya.
Untuk membuktikan, OTOMOTIF melakukan percobaan dalam sebuah long term test beberapa waktu lalu, dipasang pada Toyota Avanza Veloz A/T keluaran 2013. Setelah 10.000 km, kampas rem hanya terpakai 3 mm saja dari 10 mm yang tersedia. Sedang cakramnya tetap 20 mm.
"Artinya enggak makan cakram nih, bagus yang seperti ini," beber Rudi, kru mekanik Otomotif Service Station (OSS) yang membantu melakukan bongkar pasang kampas rem Bendix.
Secara safety juga dilakukan pengujian ringan. Menggunakan alat ukur Racelogic, MPV berfitur Antilock Brake System (ABS) ini dipaksa hard braking dari kecepatan 100 km/jam.
Data pengereman kampas standar menunjukkan jarak pengereman 43 meter dengan waktu 3,2 detik. Sedangkan kampas rem Bendix, terukur butuh jarak 41,9 meter dengan waktu 3,0 detik.
Artinya, ada selisih jarak 1,1 meter antara kampas standar. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR