Jakarta - Umur sistem pendingin udara alias AC di mobil cukup panjang. Seperti dibilang Wahyu Hadi, Section Manager Technical Service Department PT Denso Sales Indonesia, jika perawatan benar, kompresor AC dikembangkan mampu bertahan hingga 10 tahun.
Sebaliknya, jika pemakaiannya salah - apalagi jarang servis - usia pakai suku cadang hanya 2 sampai 3 tahun saja. Inilah kebiasaan buruk (salah) dilakukan pengemudi (pemilik) kendaraan terhadap AC.
1. Saat AC berfungsi, kaca jendela terbuka cukup lama. Ini akan memberatkan kerja kompresor yang terus bekerja lantaran suhu di dalam kabin tidak mencapai temperatur ideal.
Kian parah, sudah kaca jendela dibuka dibarengi sambil mengepul (merokok). Selain kompresor bekerja keras, evaporator dan filter kabin cepat kotor. Filter kabin yang seharusnya bertahan hingga 3 bulan, dengan kebiasaan buruk ini jadi cuma 1 bulan.
2. Penyervis AC tidak menyarankan cairan pewangi. "Karena, sifat pewangi - terutama berbentuk gel - menguap dan uapnya tertinggal di evaporator," jelas Mamat, pemilik bengkel AC Lin Karya di Meruya, Jakbar.
Gel akan berubah menjadi gas dan menguap. Tapi, ketika terkena suhu dingin di evaporator akan menjadi gel dan mengendap di evaporator. Ini membuat AC kurang dingin. Disarankan, pakai pewangi go green seperti daun pandan atau bubuk kopi.
3. Jaga kebersihan kabin dari debu, remah makanan atau minuman yang meninggalkan bau tak sedap. Sistem kerja AC memutar udara di kabin, masuk ke filter, lalu dihembuskan kembali. Jika kabin kotor, kotoran akan tersedot dan membuat filter cepat kotor.
4. Beri udara dalam kabin bersikulasi dengan udara luar. Sesekali, fungsikan AC sambil membuka kaca jendela antara 10 sampai 15 menit. Lakukan cara seperti ini dua minggu sekali. Langkah ini, untuk mengurangi risiko terhadap penyakit saluran pernafasan.
5. Kerap dijumpai, pengemudi mematikan mesin dalam kondisi AC masih hidup. Akibatnya, saat kunci kontak diputar ke "ON", maka AC langsung bekerja.Perlakukan salah seperti ini jangan diulang-ulang karena, saat starter beban listrik lebih besar untuk menghidupkan mesin.
Selain dapat merusak aki, saat starter, arus listrik yang masuk pun tidak stabil. Sehingga bisa merusak sistem kelistrikan AC. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR