Nasib tak baik selalu menimpa komponen mobil yang berada di kolong atau bawah mobil.
Seperti sokbreker, bagaikan anak yang disisihkan dari keluarga, baru akan ditengok jika sudah sakit sekarat atau bahkan menemui ajalnya.
Memang kalau merujuk pada buku pedoman pemilik tidak diterangkan mengenai umur pakai sokbreker serta perawatannya. Untuk umur pakai memang tak bisa dipatok layaknya komponen mesin.
Sokbreker bisa tiba-tiba saja menemui ajal. Sebab sangat tergantung pada kondisi jalan yang dilalui, bobot mobil atau bahkan lingkar roda itu sendiri. Tak menutup kemungkinan mobil baru sekalipun sudah bisa lemah.
Untuk perawatan juga tak ada yang dikhususkan. Paling-paling untuk sokbreker yang terlihat as-nya pastikan selalu dalam keadaan bersih (Gbr 1). Jangan lupa untuk ikut disemprot ketika mencuci mobil. Sebab biasanya ada serpihan debu atau pasir yang menempel di as tersebut.
Kotoran dapat membuat as terluka. Jika sudah terluka maka kotoran akan mudah masuk ke ruang dalam sokbreker dan dapat membuat sokbreker rusak.
Seperti telah disebutkan, sokbreker bisa tiba-tiba saja lemah. Indikator untuk mengetahui mudah. Paling gampang coba tekan mobil pada salah satu titik (Gbr 2).
Jika sokbreker terlepas dari tempatnya, coba dengan cara ditekan atau tarik (Gbr 3). "Untuk oli, coba tarik dan dorong as.
Indikasi lain, mobil jadi lebih tidak nyaman dipakai. Jika sudah parah, mobil akan terlalu banyak bergoyang ketika berada di jalan jelek (Gbr 4). Pun begitu ketika berada di jalan tol. Mobil susah dikendalikan dengan baik.
Petunjuk lainnya yang menyatakan sokbreker sudah mulai lemah pada kondisi ban.
Melihat hal tersebut, maka wajar jika sokbreker akan ditengok ketika sudah rusak. Sebab rusaknya sokbreker membawa dampak yang lain. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR