"Paling kentara tenaga tidak akan sama dengan statement di brosur, karena angka power dari pabrik didasarkan hasil fuel cetane min 50," terang Iwan Abdurahman, dari Technical Service Division PT Toyota Astra Motor (TAM).
Parahnya lagi, kotoran bakal lebih cepat menumpuk di filter solar, plus pengaruh ke injektor yang juga bakal mampet, lalu ruang bakar yang kena efek penumpukan karbon.
Begini, mesin diesel kan bekerja tanpa pengapian. Sesuai hukum Charles, udara yang terkompresi, suhunya akan meningkat. Nah, karena kerak pada ruang bakar bisa membara. Artinya, bisa saja terjadi pre-ignition alias knocking akibat solar sudah menyala sebelum waktunya.
Contoh pada Hyundai H-1 yang menganut sistem CRDi. Mau tak mau, filter solar wajib ganti tiap kelipatan 15 ribu kilometer tanpa kecuali. Sedangkan injektor masuk ke servis rutin tiap 30 ribu km, sedang sistem EGR (Exhaust Gas Recirculation) mesti dibersihkan tiap 45 ribu km.
Nah, untuk mengantisipasi masalah lanjutan, Hyundai sudah membuat program penambahan filter solar. "Selama masih aslinya, filter solar akan dibikin double tanpa ada tambahan biaya apapun," ujar Dedy lagi.
Usah khawatir untuk kendaraan lain. Bengkel resmi Ford pun sudah banyak memasang filter double untuk varian Ranger dan Everest. Lagipula, sekarang kan sudah banyak bengkel spesialis diesel yang sanggup membersihkan jeroan mesin. Ada yang disemprot langsung ke ruang bakar, lalu disedot kembali, atau justru dimasukkan ke tangki bensin hingga bekerja sekaligus membersihkan solar yang masuk.
Yang penting, jangan ketinggalan ngerawat yaa... (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR