Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Bisakah Mesin Diesel Masa Kini Pakai Solar Masa Lalu?

billy - Sabtu, 22 Desember 2012 | 13:08 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Canggihnya teknologi diesel sekarang, otomatis menuntut bahan bakar lebih bagus. Bukan apa-apa, teknologi seperti common-rail ataupun injektor bertekanan tinggi, pastinya butuh solar yang tak hanya lebih bersih, tapi juga minim emisi. Salah satu syaratnya, angka cetane lebih tinggi dengan kandungan sulfur lebih rendah. Trus, apa saja sih yang mesti diperhatikan kalau mesin masa kini pakai solar masa lalu atau solar biasa?

"Paling kentara tenaga tidak akan sama dengan statement di brosur, karena angka power dari pabrik didasarkan hasil fuel cetane min 50," terang Iwan Abdurahman, dari Technical Service Division PT Toyota Astra Motor (TAM).
No caption
No credit
No caption

Efek lanjutannya, pasti ke konsumsi solar yang lebih tinggi. Terang saja, dengan tenaga lebih kecil, biasanya banyak pengemudi yang lebih dalam injak pedal gas.

Parahnya lagi, kotoran bakal lebih cepat menumpuk di filter solar, plus pengaruh ke injektor yang juga bakal mampet, lalu ruang bakar yang kena efek penumpukan karbon.

Begini, mesin diesel kan bekerja tanpa pengapian. Sesuai hukum Charles, udara yang terkompresi, suhunya akan meningkat. Nah, karena kerak pada ruang bakar bisa membara. Artinya, bisa saja terjadi pre-ignition alias knocking akibat solar sudah menyala sebelum waktunya.

No caption
No credit
No caption

Tenang, bukan mau menakuti atau bikin seram. Bukan berarti bakal langsung rusak juga kalau tetap pakai solar bersubsidi. "Yang penting interval servis harus lebih sering, untuk penggantian filter solar ataupun injektor," papar Dedy Hantoro, workshop supervisor Hyundai Pondok Indah di Jl. Sultan Iskandar Muda, Jaksel.

Contoh pada Hyundai H-1 yang menganut sistem CRDi. Mau tak mau, filter solar wajib ganti tiap kelipatan 15 ribu kilometer tanpa kecuali. Sedangkan injektor masuk ke servis rutin tiap 30 ribu km, sedang sistem EGR (Exhaust Gas Recirculation) mesti dibersihkan tiap 45 ribu km.

Nah, untuk mengantisipasi masalah lanjutan, Hyundai sudah membuat program penambahan filter solar. "Selama masih aslinya, filter solar akan dibikin double tanpa ada tambahan biaya apapun," ujar Dedy lagi.


Jadi, untuk pemilik kendaraan Hyundai, lumayan bisa memperpanjang usia mesin kan. Sayang dong punya mesin canggih kalau merawatnya asal-asalan kan.

Usah khawatir untuk kendaraan lain. Bengkel resmi Ford pun sudah banyak memasang filter double untuk varian Ranger dan Everest. Lagipula, sekarang kan sudah banyak bengkel spesialis diesel yang sanggup membersihkan jeroan mesin. Ada yang disemprot langsung ke ruang bakar, lalu disedot kembali, atau justru dimasukkan ke tangki bensin hingga bekerja sekaligus membersihkan solar yang masuk.

Yang penting, jangan ketinggalan ngerawat yaa... (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa