Bedanya, kalau Dual VVT-i mengatur timing bukaan katup masuk dan buang. Valvematic akan membantu optimalisasi dengan mengatur seberapa besar katup membuka, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan mesin. Sedangkan pada mesin konvensional, walau timing sudah diatur oleh VVT-i, sementara besarnya katup membuka sudah fix.
Oleh sebab itu, kedua teknologi ini harus bekerja sama. Nantinya, timing bukaan katup akan diatur oleh Dual VVT-i, sedang besarnya bukaan katup diatur oleh Valvematic. Lalu, apakah guna katup pada throttle?
Nantinya, katup ini hanya akan difungsikan sebagai peredam suara dari intake. Makanya mesin berteknologi Valvematic akan lebih senyap. Bayangkan saja, walaupun throttle sudah membuka, tapi karena mesin hanya butuh sedikit bahan bakar, debit BBM yang masuk pasti diatur lagi oleh bukaan katup. Enggak ada lagi BBM yang masuk sia-sia ataupun berlebih.
Cara kerjanya, misalkan saat mesin berputar stasioner atau idling, katup hanya membuka 1 mm. Beda ketika mesin berputar kencang, maka katup bisa terbuka hingga 11 mm. Jadi, walau mesin dibuat efisien dan irit, tapi seandainya pengemudi ingin tenaga berlebih, tinggal injak pedal gas lebih dalam, mesin pun akan merespon lebih cepat.
Hasilnya, konsumsi BBM bisa jadi lebih irit karena debit bensin yang masuk sangat akurat dengan kebutuhan mesin, plus emisi gas buang bakal jauh lebih bersih. Jadi, tak hanya mengejar mesin irit, output mesin bakal tetap powerful dengan respon lebih cepat.
Canggih kan? (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR