Spesifikasi supercar dikategorikan lebih advance dibanding mobil-mobil mass product lainnya. Spesifikasi yang berbeda tersebut juga mempengaruhi perilaku berkendara.
Jakarta - Awal tahun ini sempat ada wacana pemberlakuan Surat Izin Mengemudi (SIM) khusus moge. Belakangan juga tersiar kabar pengemudi supercar juga diwacanakan untuk memiliki SIM khusus. Alasannya adalah spesifikasi supercar dikategorikan lebih advance dibanding mobil-mobil mass product lainnya.
Setiap pembeli juga diwajibkan untuk mengikuti training yang diberikan oleh APM terkait orientasi supercar
“Dalam Undang-Undang 22 tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan, penerbitan SIM dikelompokkan berdasarkan kapasitas mesin serta tonase. Misalnya untuk kendaraan di bawah 500 cc itu untuk motor SIM C dan seterusnya. Kalau terkait dengan kecepatan dalam hal ini supercar belum ada aturan untuk menerbitkan jenis SIM baru.
Perlu skill khusus untuk memahami karakteristik supercar
Kajian ini masih harus dibicarakan dahulu. Iya memang di luar negeri ada SIM khusus supercar, oleh karenanya masih harus dikaji dahulu,” jelas Kombes Pol Martinus Sitompul, Kabid Humas Polda Metro Jaya. Aspek psikologis juga menjadi pertimbangan, mengingat performa supercar yang besar maka dibutuhkan kontrol dari segi kejiwaan.
Johnson Yaptonaga. Kita Siap Jika memang aturan ini dipandang perlu
Masih menurut pria yang juga ditugaskan sebagai trainer bagi tiap pemilik Lamborghini yang baru saja membeli ini, kendali mobil supercar mulai dari gas, persneling dan rem perlu penguasaan yang intens. Artinya walaupun telah terbiasa menyetir produk massal, maka perlu waktu tersendiri untuk memahami karakteristik supercar.
“Kemudian perlu juga memahami fitur-fitur utama maupun pelengkapnya,” lanjut Ade. Agen Pemegang Merek (APM) supercar pun mengaku siap jika aturan SIM khusus diberlakukan. “Kita siap jika memang aturan ini dipandang perlu. Karena memang karakteristik supercar perlu skill khusus.
Saat ini, setiap konsumen Lamborghini Jakarta dibekali training terkait observasi hingga pengoperasiannnya,” papar Johnson Yaptonaga, CEO Lamborghini Jakarta. Johnson juga berpesan semestinya dibuat regulasi secara mendetail. Sehingga ada kejelasan dan tidak saling tumpang tindih dari segi hukum dan kepentingan.
“Ke depannya setiap owner Lamborghini yang telah di training di Lamborghini Jakarta akan mendapatkan sertifikat. Nah, dari sertifikat tersebut bisa saja nanti menjadi acuan pembuatan materi uji SIM khusus supercar,” lanjutnya, ketika di temui pada kegiatan turing Dream Club Indonesia (DCI) ke Garut, Jabar (21-22/03).
Hal senada juga diamini oleh Dedy Widianto, selaku ketua DCI. “Pada dasarnya kita sih setuju saja jika memang diberlakukan SIM khusus supercar. Tetapi itukan masih wacana, ya kita tunggu saja,” ungkap Dedy, yang juga dikenal sebagai pengusaha supercar Auto One. • (otomotifnet.com)
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR