Begitu menurut Bro H. Agus Irfan yang akrab disapa Reno ini. Menurutnya, custom motor Jepang punya keuntungan. Lebih simpel, fleksibel dan nyaman diajak turing jauh.
Berdasarkan alasan itu dia berbenah tunggangan Honda Swadow-nya.”Nggak Begitu banyak ubahan. Paling tidak langkah chop radikal sampai membuat sasis baru nggak dilakukan,” jelas anggota Bikers Brotherhood MC ini.
Bagi penikmat custom sangat masuk akal. Jika Pak Haji mengejar bentukan traditional choppers, tentunya ia enggak usah susah-susah merombak sasis. Aslinya Shadow sudah mendekati. “Palingan beberapa langkah yang perlu saja,” kata pengusaha farmasi ini.
No credit
No caption
Ubahan paling utama mengejar riding position lebih nyaman untuk turing jauh. Di sini doi memilih setang gaya ape hanger demi style dan kenyamanan. “Untuk jalan jauh, ape hanger membuat kita lebih rileks. Tak cuma itu, attitude die hard choppers juga kena,” katanya lagi.
Secara estetika, ia enggak berhenti sampai disana saja. Ape hanger sangat cocok dipadukan dengan desain knalpot mengarah ke atas, seperti style choppers era 70-an.
Tentunya enggak berhenti sampai di sana. Setelah style up sweep knalpot tadi, Reno melanjutkan lagi dengan nuansa klasik di motor ini. Sadel dibuatkan single seat ala sadel kuda mengingatkan kita ke romantika wild west zaman dahulu. Estetika ini mengharukannya menngcustom ulang desain sepatbor.
Kalau ngikutin aslinya, knalpot Shadow mendekati fulldressed kadang menganut gaya ducktail. Tentu kalau masih pakai model gitu, enggak akan masuk dengan jok single seat yang dipilihnya. Makanya, sepatbor dipilih minimalis hanya sebatas setangah ban lengkah dengan sissybar klasik menjorok ke atas demi menguatkan unsure klasiknya.
“Pamungkas di estetika kelir. Dibuat simpel saja, warna dasar hitam dengan sentuhan goldleaf sebagai aksentuasi,” kata Reno lagi. Baginya motor jangan terlau mencolok apalagi kalau nantinya terjebak jadi motor poser.
Setuju Mang Haji. Gasss! (motorplus-online.com)
KOMENTAR