Keduanya punya fungsi berbeda. Piggyback, fungsinya memanipulasi data yang masuk ke ECU. “Dengan alat ini, ECU seakan dibohongi. Karena piggyback akan mengubah input sensor sehingga bisa menambah atau mengurangi bensin yang dibutuhkan mesin,” ujar Ade Rahmat, Manajer Teknik Star Motor.
Lewat part ini, kebutuhan ruang bakar memang tercukupi. Tapi, sebatas tercukupi saja. Karena kalau bicara sesuai seting yang diinginkan, belum tentu. “Jika keperluannya sebatas penggunaan harian, mungkin bisa diandalkan. Tapi, kalau sudah buat keperluan balap, jelas kurang,” tambah Ade.
“Piggyback punya kekurangan soal time lag. Ada jeda waktu sedikit sebelum input dan output. Ini pengaruh ke performa mesin,” aku Elton Ronald Osbert dari Aerospeed di Jl. H. Nawi Raya, No. 74, Jakarta Selatan.
Berbeda ketika pakai ECU yang juga disebut stand alone ini, jelas lebih advance. Karena, juga bisa seting pengapian. ECU seperti Vortex buat Honda CBR 250R, dijual sekitar Rp 8,5 jutaan. Piggyback seperti Power Comander, sekitar Rp 3,5 jutaan. Tapi kalau piggyback mau sedikit samai fungsi ECU, setidaknya kudu pakai tiga piggyback buat akali tiap bagian.
Editor | : | billy |
KOMENTAR