Pada perkembangannya, selain untuk menyalurkan gas buang, knalpot bisa difungsikan sebagai alat penambah tenaga atau power.
Gas buang yang berkecepatan dan betekanan tinggi pada leher knalpot tersalur dan berkumpul di perut knalpot. Mengakibatkan gas buang itu akan balik ke leher knalpot alias efek turbelensi yang membuat tekanan balik. Sehingga gas baru pada saat klep overlap tidak terbawa ikut gas buang.
Ini yang membuat teknologi megaboom berkembang. Secara umum megaboom solusi untuk meningkatkan performa motor. Selain itu, megaboom juga dapat membantu menurunkan suara keluaran knalpot dengan cara menyerap suara. Sehingga suara bisa lebih rendah.
Menurut Aung Suratman, Customer Care AHRS, ruang yang ada dalam megaboom berfungsi ganda. Sebagai pre-muffler yang berperan menurunkan suara dan meningkatkan volume gas buang yang masuk ke dalam megaboom. Pada akhirnya mempercepat pembuangan.
“Proses ini menghasilkan efek pembilasan pada saluran gas buang. Menyebabkan udara segar dan tekanan bahan bakar dapat masuk lebih cepat ke ruang bakar (silinder). Otomatis proses pembakaran ini menjadi lebih efisien dan bisa menghasilkan tenaga yang lebih besar,” beber Aung.
Sjafrie Ganie alias Jerry dari R9 pernah melakukan riset megabomb. Ketika itu dicoba di Kawasaki D-Tracker 250. Bahan yang digunakan pakai titanium.
Di leher knalpot riset R9 dipasangi megabomb. Hasilnya kalau di motor injeksi harus seting ulang ECU. “Karena power bisa ngedrop kalau tidak dibarengi suplai gas bakar yang cukup,” jelas Jerry yang senang pelihara ayam itu.
Namun dari hasil riset pihak R9 membuahkan kesimpulan. Adanya megabomb tidak hanya meningkatkan power, tapi juga sekaligus menghilangkan gejala nembak di knalpot.
Apalagi gejala nembak di motor sekarang memang kerap terjadi. Apalagi di motor-motor yang mengusung karburator model vakum. Untuk menghilangkannya bisa menggunakan model megaboom ini.
Jadi, fungsinya banyak dong. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR