Karena diletakan pada roda depan, alhasil aplikasi motor listik ini tidak mengganggu mekanisme mesin standar bawaan motor. Ketika hendak berjalan dengan motor listrik yang hemat bahan bakar, tinggal aktifkan motor listik dan roda depan yang berputar atau jadi front wheel drive.
Tapi ketika daya di baterai atau aki habis, tinggal nyalakan mesin bensin dan gunakan kembali mesin konvensionalnya. Ternyata, mekanisme ini bukan tanpa alasan. Menurut sang produsen, PT RI cara ini adalah yang paling masuk akal untuk diproduksi saat ini.
"Sebenarnya kita bisa saja membuat sepeda motor listik. Tapi akan timbul beberapa masalah, pertama adalah stasiun pengisian listriknya. Tidak semua tempat parkir sudah dilengkapi dengan fasilitas charge," buka Ir Agus Hariyanto dari PT RI. "Masa kalau mogok harus didorong-dorong," candanya.
"Masalah berikutnya adalah, ketika bentuknya motor. Apa iya masyarakat mau langsung beralih ke motor listik? Padahal di sisi lain, mereka masih punya sepeda motor yang layak. Populasi sepeda motor yang jumlahnya sudah puluhan juta mau diapakan? Nah, kita berprinsip untuk memanfaatkan yang sudah ada," beber Agus.
Lebih jauh, pria ramah ini menjelaskan bila infrastruktur charge listrik sudah banyak baru saatnya masuk ke era motor listrik. Jadi, perangkat hybrid Retrofit ini seperti jembatan menuju era sepeda motor listrik di Indonesia.
Langkah ini juga diharapkan bisa menjadi solusi untuk mengurangi penggunaan subsidi bahan bakar minyak, khususnya premium yang banyak digunakan oleh sepeda motor. (motorplus-online.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR