Lihat saja desain body kit-nya yang merupakan dua gabungan tuner ternama. Dimana bagian depan mengusung desain dari tuner Jerman, A.R.T yang diperuntukkan untuk G400 CDI V8 dengan nama Streetline Sterling.
Sedangkan untuk belakang, Lian, sapaan akrabnya, memakai model Hamman. “Tapi saya sesuaikan lagi, enggak niru plek,” ujarnya. Penyesuaian dilakukan agar karakter body kit tersebut bersanding harmonis dengan kontur bodi yang kotak.
|
Yang unik, headlampnya dibuat custom di bengkel Delapan Satu, begitu juga dengan foglamp jenis proyektor yang, “Saya pasang sendiri,” jawab penikmat music Genesis ini. Dari sini saja tampang uzur 280G sirna sudah. Ditambah kehadiran gril dengan lis merah dipadu stiker karbon, semakin meremajakan penampilannya.
Sebelumnya jip Mercy ini sudah berwarna putih, “Tapi sudah agak menguning, terus ada beberapa bagian yang sudah keangkat catnya, ya sudah saya siram ulang saja,” tukasnya tentang cat super white dari Spies Hecker yang melapisi mobilnya.
Rampung bagian eksterior, pengerjaan pun berlanjut ke velg. “Tadinya pakai 24 inci, tapi dikomporin teman, jadi ganti 26 inci deh,” ujar pria ramah ini. Maka Don’z Wheels berukuran 26x10 inci dipercaya mengisi ruang fender 280 G ini.
Uniknya velg ini didapat dengan kondisi blank PCD alias belum dilubangi. “Saya beli baru di Autoworld, Bandung,” tutur Lian tentang velg yang dibelinya sekitar Rp 75 juta berikut ban ini.
Sebelum melubangi velg tersebut, bankir ini lebih memilih spek PCD 5x114,3, dibandingkan melubangi spek 5x130 yang merupakan spek standar jip Mercy. Dengan alasan, “Kalau velgnya dibikin 5x130, nanti jualnya susah, soalnya saya orangnya cepat bosan, hehehe…” kekeh Lian. Solusinya, ia menambahkan adaptor berukuran 3 cm.
RED IN WHITE
“Rata-rata jip Mercy itu warna interiornya sopan, kayak beige atau hitam. Ya sudah saya tampil beda pakai warna merah,” katanya. Sebelumnya ia sempat memakai bahan semi kulit warna merah, tetapi hasilnya kurang nendang, Lalu Lian bermain ke ZC Distromotive dan mendapatkan bahan Recaro berwarna merah, “Kata Zibbek sih, bahan Recaro dari Malaysia,” jelasnya.
Bahan ini dibeli Lian permeter sekitar Rp 300 ribuan dengan total 18 meter yang diperlukan untuk membungkus interiornya. “Pengerjaannya sekitar semingguan, sampai lembur segala soalnya, hehehe…” jawab Lian.
Dan agar semakin kuat kesan sporty-nya, pada panel spidometer dan konsol tengah diberikan sentuhan carbon printing yang dibuat custom. “Bikin sama teman, nama bengkelnya Kutu Kalem (Bandung), rapi banget bikinannya,” bangga pria yang gemar travelling ini. Untuk biaya pengerjaan carbon printing ini, Lian menghabiskan biaya sekitar Rp 4 juta.
Editor | : | billy |
KOMENTAR