Sistem penjaga suhu mesin ada pada siklus pendinginan di sistem radiator agar suhu tetap konstan dan ideal. Namun kini orang lebih sering memakai air radiator tambahan atau coolant.
Di pasaran ada bermacam jenis coolant. Yang kosentrat, pemakaiannya dicampur dengan air. Ada pula yang langsung dituang ke dalam radiator.
Ketahui fungsi coolant. “Coolant yang ada di daerah tropis beda dengan yang digunakan di Eropa yang memiliki 4 musim," ujar Arief Hidayat, bos PT Foerch Indonesia.
Makanya, "Coolant bukan untuk mendinginkan temperatur, tetapi memperpanjang titik didih air di dalam sistem pendinginan (bukan hanya radiator)," lanjutnya. Hal sama disampaikan David Tandjung, juragan gerai oli Toda yang menjual bermacam carian untuk kendraaan.
"Jadi panas mobil itu tidak akan pernah bisa kurang dari 80 derajat Celcius. Karena kalau turun, mesin akan boros akibat pembakaran tidak sempurna karena mesin terlalu dingin. Kalau lebih dari 90 derajat, akan boros juga," jelas Arief mencontohkan.
Lalu, coolant harus punya formula antikarat. "Karena bahan coolant itu penyebab karat paling bagus di dunia," imbuhnya lagi. Karat menyebabkan kebocoran radiator, temostat rusak, pompa air mampat, sirkulasi air pendingin pun terganggu.
Selain itu, air yang dingin-panas-dingin-panas dapat menimbulkan lumut dan endapan. Sebaiknya beberapa bulan sekali dilakukan pengurasan air radiator.
Coolant juga harus punya kandungan yang tidak merusak sil. Pada sistem pendingin banyak yang terbuat dari karet. "Untuk itu jangan dilihat dari boiling point atau kandungan konsentratnya mencapai sekian persen," lanjut Arief.
Namun, carilah produk coolant berkualitias, ini tentunya berkorelasi dengan harga. Karena ada yang pakai bahan baku murah. Di pasaran harganya Rp 15-200 ribu. "Biasanya yang impor banderolnya mulai Rp 50 ribuan ke atas," kata David. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR