Kalau sudah begini, tentu genangan air jadi penghalang kala melaju. Beberapa ada yang menghindarinya lainnya berusaha melewati banjir yang dianggapnya aman dilalui. Tetapi, seberapa aman tunggangan kesayangan bisa melalui banjir? Ada beberapa risiko yang didapat ketika melewati genangan. Intinya mobil bukanlah perahu, bukan?
Berikut ini akan dibahas risiko yang kemungkinan besar akan didapat, ketika tunggangan ‘dipaksa' melalui genangan air yang terlalu tinggi. Mulai di bagian mesin, suspensi, rem, hingga di bagian interior, ketika mobil dipaksa melalui genangan air terlalu tinggi.
Mesin
Sumber penggerak tunggangan ada di bagian ini. Sebagai ‘jantung' yang mengoperasikan mobil, tentu harus bisa terus bekerja tanpa hambatan. Nah, ketika melewati banjir terlalu tinggi, ada beberapa risiko yang mungkin terjadi. "Bisa terjadi water hammer," ungkap Usman Adhie, Workshop Manager, Tunas Toyota, Dewi Sartika, Jaktim.
Itu kondisi terparah ketika air memasuki air intake. Ada hal lain yang bisa menimpa, air masuk melalui dipstick otomatis akan mencemari pelumas dan mengakibatkan komponen bisa karat. Hal lainnya, pada kipas pendingin, motornya akan korsleting dan bisa membuat mesin panas jika kipas rusak. Lantas, pada tunggangan saat ini, banyak sistem kelistrikan yang bisa terjadi hubungan pendek saat terendam air.
Transmisi
Pada mobil bermesin diesel maupun bensin, tentu menggunakan transmisi sebagai penyalur dayanya. Tipe transmisi manual, terdapat lubang ventilasi yang memang sudah dirancang satu arah, tetapi karena perbedaan tekanan kala melalui genangan, bukan tak mungkin air akan tetap bisa masuk ke dalam rumah transmisi dan tercampur dengan pelumas transmisi.
Lebih berbahaya lagi pada transmisi matik, selain menggunakan lubang ventilasi tersebut, juga terdapat dipstick sebagai pengisi oli matik. Jika olinya sudah tercemar air, kekentalan oli akan membuat pengoperasian transmisi abnormal, dan berujung pada kerusakan komponennya. "Sudah pasti mahal perbaikannya," ungkap Michael Andries dari M-Tuning, Cireundeu, Tangerang, Banten.
Suspensi
Bagian paling rendah, tentu kaki-kaki, seperti suspensi dan roda. Tentu ini menjadi bagian yang terlebih dulu terendam genangan. Nah di kaki-kaki, yang meski sudah dirancang tahan air, tentu belum tentu mempan terendam.
Ada beberapa bagian perlu dicermati risikonya. Seperti as roda, sebelum memutuskan melewati genangan, pastikan tertutup dengan baik, jika tidak bearing di dalamnya akan terkena air dan bisa menyebabkan karat. Apalagi jika as roda termasuk penggerak (shaft) seperti pada penggerak roda depan atau tunggangan dengan sistem suspensi independen, boot tak boleh sobek.
Jika terluka, gemuk di dalamnya akan tercampur air dan CV joint akan rusak karena berkarat dan tak terlumasi dengan baik. Begitu juga pada sokbreker, sil yang memang terlihat rapat, belum tentu terbebas dari rembesan air, terutama saat sedang bekerja. Air yang kotor akan ikut ‘menggerus' sil sokbreker dan menyebabkan sil terlukan dan bocor.
Kelistrikan
Sifat air yang bisa masuk hingga ke bagian terkecil di dalam kabin mesin, sangat mungkin membuat hubungan pendek alias korsleting.
Memasuki musim hujan seperti sekarang, sudah waktunya berbenah kabel. Gunakan penetran model semprot untuk melindungi kontak kelistrikan seperti terminal, soket dan rumah relay. “Semprotkan ke permukaan kuningan yang kasat mata agar air tak mudah kontak dengan permukaan logam,” ujar Buang dari Dimas Motor di bilangan Pondok Cabe, Jaksel.
Termasuk setiap sambungan kabel yang sudah mulai usang, diremajakan dengan membungkus ulang menggunakan kondom bakar atau ganti sekalian kabel dengan yang baru. “Biasanya kabel tambahan untuk variasi seperti alarm, klakson dan sirene,” terang pria yang sering urut kabel ini. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR