Jakarta - Berdasarkan studi global terbaru yang dilakukan Frost & Sullivan, diperkirakan 62 persen dari total penduduk Jakarta bergantung pada kendaraan pribadi seperti mobil. Sementara 14 persen lainnya bergantung pada transportasi umum.
"Hampir 58% perjalanan yang ditempuh hanya memanfaatkan 25 persen kapasitas mobil yang dimiliki, hal ini kemudian memberikan peluang untuk carpooling," ungkap Vivek Vaidya, Vice President, Automotive & Transportation Practice - Asia Pasifik.
63 persen dari responden yang disurvei di Jakarta menyebutkan bahwa penyebab utama yang membuat mereka frustrasi adalah kemacetan lalu lintas.
Pemerintah Indonesia, melalui Rencana Umum Jaringan Angkutan Massal Jabodetabek (2014-2030), berencana untuk meningkatkan jaringan transportasi umum dengan membangun jalan dan infrastruktur kereta api termasuk MRT, monorail dan 6 jalan tol.
"Ketika proyek-proyek pengembangan jaringan transportasi umum mulai diinisiasi, para komuter di Jakarta telah mulai beralih ke mobil yang lebih efisien dalam hal penggunaan bahan bakar," jelas Vaidya.
Dan hal inilah yang menjadikan pertanda baik bagi penerapan program (Low Cost Green Car - LCGC) di Indonesia. "Plafon harga program LCGC diperkirakan akan membuka pintu masuk baru bagi segmen konsumen pembeli mobil pertama (first time buyer) dengan daya beli yang terbatas," tambah Jongkie D. Sugiarto, Ketua I Gaikindo. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR