Ini yang membedakan dengan mekanik jaman dulu yang belajar secara otodidak tanpa banyak referensi. Tuner jaman sekarang punya banyak akses untuk belajar, mencari teknologi baru atau malah membuat barang spesial.
Sehingga mereka ini punya argumen dan alasan jelas untuk melakukan suatu ubahan atau memakai barang tertentu, tanpa ikut-ikutan arus karena ada metode yang mengukur proses input dan output. Tahun 2013 akan menjadi pembuktian apakah prestasi yang dibangun tahun lalu akan cukup bertaji untuk kompetisi tahun ini!
Onggo Mototech, Serba Bisa
Nama mekanik asal Jogjakarta ini mulai mencuat di pentas nasional saat sukses mengantar duet Owi Nurhuda dan M Nurgianto dari tim Connection naik podium seri 2 Indoprix 2011. Tahun lalu kiprah Mosik Priyonggo dibuktikan dengan podium pertama Hokky Krisdianto saat seri 2 Indoprix 2012 di sirkuit Kenjeran.
Bedanya jika di 2011 memakai Yamaha Jupiter Z maka tahun lalu ganti Honda Blade 110 jadi pembuktian kemampuan produk sayap tunggal. Tentu ini bukan proyek semudah Jupiter Z karena banyak revisi, tak hanya di mesin.
Di sini Onggo tak hanya fokus membangun mesin Blade 110 jadi kompetitif dengan beberapa komponen spesial, tapi juga menggarap faktor suspensi dan rangka. Ini proses yang tak mudah karena susah diukur parameternya, tak seperti mesin yang bisa didyno untuk lihat tenaga dan torsinya.
Sehingga proses komunikasi intens dengan pembalap jadi kunci mencari solusi agar motor balap bisa lincah di tiap tikungan dan stabil di trek lurus. Dengan usia yang tak berbeda dengan pembalap maka Onggo bisa luwes ngobrol tanpa jarak dengan pembalap. Tahun ini Onggo tak turun balap karena kembali ditarik ke markas Mototech untuk melakukan riset internal komponen balap. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR