Perubahan regulasi ini sudah mulai berhembus sejak pertemuan para elemen WSBK di GP San Marino (12/6) dan GP Ceko (10/7) beberapa waktu lalu. Tujuan dari penggunaan 1 mesin saja untuk 1 musim adalah untuk menekan biaya balap yang cukup tinggi, sehingga nanti diharapkan tim dan pembalap yang berpartisipasi kembali bertambah.
Namun tentunya regulasi ini tak luput dari kekurangan, contohnya seperti ketika motor terjadi trouble atau kecelakaan parah seperti yang sempat dialami Ruben Xaus. Tim balap harus segera memperbaiki motor tersebut sebelum balapn berlangsung. Memperbaiki motor yang rusak parah seperti yang dialami Xaus dalam waktu singkat bukan pekerjaan mudah.
“Dari data yang kami peroleh, tiap tim bisa menghemat dana sebesar 300.000 Euro (Rp. 3,6 milyar). Sementara bagi tim yang ingin menurunkan 2 pembalap dari 1 pembalap di musim sebelumnya, hanya akan menambah dana sekitar 200.000 Euro (Rp. 2,4 milyar). Bukan hanya itu kami juga akan mengurangi waktu sesi latihan dari 60 menit jadi 45 menit, tujuannya untuk menghemat penggunaan part elektronik,” jelas Paolo Flammini, CEO Infront Motosport (promotor WSBK).
Kabarnya item regulasi seperti sistem elektronik yang dibatasi penggunaannya dan pengurangan waktu sesi tes, akan mulai diujicobakan di WSBK Inggris (31/7) mendatang. “Kami merasa memang ini masih terlalu cepat, karena penyusunan regulasi membutuhkan waktu yang cukup banyak juga. Kami masih akan melakukan pertemuan,” tambah Flammini.
Jadi regulasi ajang WSBK nantinya tidak akan berbeda jauh dengan regulasi kelas Superstock yang juga jadi supporting race di ajang WSBK. Hmm, perubahan ini tentunya penting dilakukan agar, karakter WSBK tidak tertelan oleh ajang balap motor prototipe yaitu MotoGP. (otosport.co.id)
Editor | : | billy |
KOMENTAR