OTOMOTIFNET - Gak jarang ada orang tua yang tak sayang membelikan anak motor jenis sport buat transportasi ke sekolah. Padahal tahu sendiri, motor jenis ini harganya lumayan mahal. Itu juga umumnya atas permintaan si anak lantaran motor jenis ini dianggap lebih ‘laki' banget dan larinya lebih sip ketimbang bebek.
"Minimal meski dibeliin jenis bebek, tapi yang berkarakter sport kayak Yamaha Jupiter MX, Suzuki Satria FU atau Kawasaki Athlete," tukas Firman, siswa kelas 3 salah satu SMU Swasta di Jakarta Selatan.
Namun walau sudah mengusung performa mantap, tetap saja banyak pelajar yang ingin lari motornya lebih ngacir dari standar pabrik. Pasti alasannya satu, "Biar gak dikatain cupu sama teman-teman," bilang Firman. Makanya wajar kalau bengkel-bengkel racing kerap didatangi mereka untuk meng-upgrade performa motor kesayangannya.
Intake | Karburator |
Noken-as | Kampas kopling |
"Modif kenceng yang mereka minta umumnya gak mahal-mahal. Rata-rata budget-nya di bawah Rp 1 jutaan. Maklum duit mereka kan terbatas. Itu pun kadang mereka ngumpet-ngumpet dari ortunya. Karena takut dilarang," beber Rusli ‘Kuda', mekanik Ahau Motor di Jl. Akses UI, Kelapa Dua, Depok, Jabar yang khusus menangani upgrade performa mesin.
Ubahan yang dilakukan beragam. Mulai dari sekadar ganti part PnP high performance kayak knalpot free flow, CDI, kampas kopling, per kopling, kem berdurasi tinggi, karburator hingga porting-polish. Nah, pasti Anda pengin tau apa saja sih part PnP yang bisa ditebus dengan budget Rp 500 - Rp 1 juta?
Untuk saluran gas buang freeflow, buat bebek berkarakter sport yang tadi disebutkan maupun jenis sport tulen kayak Suzuki Thunder 125, Honda Mega Pro, Tiger, Yamaha V-Ixion, Scorpio, Bajaj XCD 125, Pulsar series dan sebagainya, memang ada yang harganya Rp 250 ribu hingga Rp 2 jutaan.
Tapi kalau ingin dikombinasi CDI aftermarket unlimiter, sebaiknya knalpot cukup pilih paling mahal sekitar Rp 500 ribu saja. Agar sisa duit masih bisa buat beli CDI racing kayak produk BRT Hyperband atau Neo Hyperband, Varro, Rextor Adjustable, XP Andrion dan sebagainya (mulai Rp 250 - 610 ribu).
Atau bisa juga diakali dengan cukup membobok knalpot standar. Biayanya dijamin lebih terjangkau, namun hasilnya lumayan dalam mendongkrak tenaga maupun torsi. "Untuk MX 135, Satria FU dan motor jenis sport biaya bobok knalpot sekitar Rp 100 - 150 ribuan," bilang Edi Karyadi, juragan knalpot merek 3D1 di Jl Raya Sawangan, Depok.
Sisa duit kalau menerapkan cara ini, kan masih bisa buat nebus yang lain. Misalnya ganti karburator Keihin PE 24 atau 28 yang di pasaran sekitar Rp 450 - 550 ribu. Plus jet kit-nya (main jet/pilot jet) tinggal nambah Rp 50 - 100 ribu.
Lalu untuk mengoptimalkan kerja penerus dayanya, bisa tebus kampas kopling racing kayak merek Daytona, BRT dan sebagainya yang di pasaran dibanderol sekitar Rp 95 - 160 ribu/set (ada buat Tiger, Scorpio, V-Ixion, Satria FU). Bila perlu sekalian sama per kopling yang agak keras biar cengkraman kampas kopling lebih sip. Di pasaran ada produk Inspiro, BRT, CLD dan lain-lain yang dilego sekitar Rp 85 - 115 ribu/set.
Bisa juga kombinasi yang diterapkan seperti ini, terutama buat pemilik Mega Pro atau Tiger. Yakni bobok knalpot (Rp 150 ribu) + ganti kem racing (merek WRD Rp 350 ribu), CDI racing (BRT Hyperband 400 ribu) + jetting karbu (Rp 50 - 100 ribu).
Sementara bagi yang ingin melakukan porting-polish, rata-rata untuk motor berkarakter atau berjenis sport biayanya lebih mahal Rp 100 - 150 ribu dibanding bebek biasa. "Plus setting di kami untuk jenis sport sekitar Rp 550 ribu. Itu di luar harga paking," tukas Eka, mekanik general workshop AHRS di Jl. Tole Iskandar, Depok Timur.
Penulis/Foto: DiC / Andhika
Editor | : | Editor |
KOMENTAR