OTOMOTIFNET - Pengguna skutik banyak yang mengeluh, konsumsi BBM boros. Termasuk pemakai Vario CBS Techno. Padahal jika dibanding rival, skutik Honda ini sudah terkenal irit. Tiap satu liternya rata-rata bisa menempuh 35 km. Mungkin jika pembandingnya motor bebek akan lain cerita.
Nah bisakah skutik dibikin irit? Kalau bisa mendekati konsumsi bebek, yang berkisar di atas 45 km/liternya. Ternyata hal itu tak mustahil. Sudah dibuktikan langsung Senaponda dari bengkel PaDEPOK@an DMS (Depok Motor Sport), di Jl. M. Yusuf Raya, Depok, Jabar.
Tak hanya oleh mekanik kreatif ini, namun juga dari beberapa pemakai Vario yang tergabung dalam Honda Vario Club. “Standarnya hanya sekitar 35-38 km/liternya, setelah digarap jadi 45-48 km/liternya,” terang Sena, sapaannya.
Ternyata tak cuma irit, tapi juga ngibrit. Ini dibuktikan lewat hasil dynotest, Dyno Jet tipe 250i milik BRT di Cibinong, Bogor, Jabar. Saat standar tenaga hanya 6,83 dk/7.400 rpm, torsi 5,44 Nm/6.300 rpm.
Nah setelah dioprek meningkat jadi 8,46 dk/7.500 rpm dan torsi 6,75 Nm/6.500 rpm. Berarti terjadi kenaikan tenaga sebesar 1,63 dk dan torsi 1,31 Nm.
Peningkatan tenaga dan torsi itu, terjadi pada putaran mesin yang tak jauh beda dengan standar. Hal ini jadi kuncian mengapa jadi lebih irit. Lantaran dengan besaran bukaan gas yang sama, laju motor akan lebih kencang. Sehingga kini cukup buka gas sedikit motor sudah ngacir.
Mau tahu ubahannya? Yuk bedah! Ini sekalian jawab permintaan Mr. Testo Friends, baik lewat e-mail (mr.testo10@gmail.com) atau facebook (Tester Otomotif).
AHAU |
3DI |
3DI |
Blok & Kepala Silinder
Langkah bore-up jadi pekerjaan pertama, piston standar berdiameter 50 mm diganti merek FIM (Federal Izumi Manufacturing) bergaris tengah 53,75 mm. Alhasil volumenya membuncit jadi 124,6 cc. Pemasangan cukup mengorter boring standar. Pistonnya sendiri dibuat dome 1,6 mm biar kompresi meningkat, kini jadi 1:11.
Bagian kepala silinder pun dioprek, pertama membentuk ulang squish jadi 10º. Kemudian saluran in dan ex di-porting & polish, “Biar aliran campuran bahan bakar dan udara, maupun sisa pembakaran mengalir lancar,” terang Sena.
Paling krusial menurutnya pada bagian bos klep. Di mana bentuk aslinya mirip punuk unta, dijadikan seperti lunas kapal (bagian bawah kapal). “Dibentuk demikian agar saat uap bahan bakar mengalir tak membentur batang klep, dan saat mencapai payung klep aliran jadi merata,” terangnya.
Noken As
Pengatur buka-tutup klep standar mengalami ubahan. “Lift standar yang hanya 6 mm dijadikan 8,2 mm, sedang durasi dari 255º jadi 265º,” imbuh Asep, salah satu mekanik DMS. Penyesuaiannya coakan klep di piston diperdalam 2,2 mm.
Per Klep
Lift dan durasi sudah meningkat, tentu butuh per klep mumpuni agar tak terjadi floating. “Per standar dilengserkan, gantinya pakai milik Suzuki Smash, walaupun cuma satu, namun punya kekuatan lebih besar dan jarak antar ulir lebih renggang,” lanjut Sena.
Knalpot
Pelepas gas buang memanfaatkan hasil riset sendiri yang diberi merek S3. Bentuk dan ukuran murni rancangan Senaponda.
CVT
Perangkat penyalur tenaga disentuh biar tenaga tersalur maksimal. Pertama membubut puli, namun besarnya sudut dirahasiakan. Lalu pakai roller 10 gr dipadu per CVT Kymco SR125. “Perpaduan ini memberikan respon yang cepat dari bawah sampai atas,” tutup Sena.
|
Part Dan Jasa | |||
Piston dan ring | 250.000 | ||
Biaya bubut dan korter | 200.000 | ||
Per dan sil klep, gasket | 200.000 | ||
Per CVT SR125 dan roller | 150.000 | ||
Oli mesin | 60.000 | ||
Jasa mekanik | 400.000 | ||
Knalpot S3 | 750.000 | ||
Total | 2.010.000 | ||
Data performa | |||
Standar | Upgrade | Kenaikan | |
Tenaga | 6,83 dk / 7.400 rpm | 8,46 dk / 7.500 rpm | 1,63 dk |
Torsi | 5,44 Nm / 6.300 rpm | 6,75 Nm / 6.500 rpm | 1,31 Nm |
paDEPOK@an DMS : | 0812-8383146 / 021-83842518 |
Penulis/Foto: Aant / Aant
Editor | : | Editor |
KOMENTAR