OTOMOTIFNET - Belum lama ini pembaca setia OTOMOTIF ngirim email ke redaksi.
Dalam isi surat elektroniknya itu, pria yang mengaku bernama Dendi Indratno tengah meriset sebuah kotak udara (pengganti boks filter karburator) di motor yang mampu naikin performa mesin.
“Kalau di mobil All New Honda Jazz kayak torque resonator,” bilangnya.
Menurut Dendi yang berdomisili di Depok Timur, Jabar ini, fungsi kotak udara buatannya itu mirip turbo.
“Tabung ini bisa memampatkan udara ke dalam ruang bakar lebih banyak dari biasanya.
Namun bekerjanya tidak seperti perangkat turbo pada umumnya. Melainkan secara kinetis,” terang jebolan Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) angkatan 1992 ini.
Bentuk tabung yang ia juluki filter box turbo kinetis itu terbilang sangat sederhana. Hanya berupa silindris dengan ukuran tertentu yang di tengahnya diracang menggembung.
“Fungsi dari bagian itu untuk menyimpan udara lebih untuk disalurkan ke ruang bakar,” jelas Dendi saat ditemui OTOMOTIF.
Masih kata pria kelahiran Jakarta 10 Agustus 1974 ini, prinsip kerja filter box turbo kinetis bikinannya mirip kapasitor. Itu tuh komponen elektronika yang mampu menyimpan arus listrik.
“Sewaktu rangkaian elektronik diaktifkan, kapasitor akan lebih dulu menyuplai arus listrik ke rangkaian. Baru kemudian terisi lagi oleh sumber arus. Sama prinsipnya dengan tabung buatan saya ini,” tukasnya.
Dengan begitu, lanjut Dendi, suplai udara ke ruang bakar akan terus kontinyu.
“Malah bertambah dari biasanya lantaran volume udara yang sudah terkondisi di tabung, terutama pada bagian yang mengembung lebih banyak,” yakin Dendi.
Hal itu sudah dibuktikannya di Suzuki Satria FU 150-nya.
Indikasi kemampuan dalam memboost udara lebih banyak itu diperlihatkan lewat kebutuhan pasokan kabut bensin yang lebih banyak dari standarnya. Yaitu dengan menaikkan ukuran spuyer cukup banyak.
“Pilot jetnya naik dari 17,5 jadi 42,5. Sedang main jet dari 110 jadi 115. Padahal mesin sama sekali gak diapa-apain, masih standar pabrik,” akunya.
Selain itu, tambah Dendi, saat tabung dilepas (spuyer pakai kombinasi 42,5/115) dan mesin diblayer, dari knalpot keluar asap hitam.
“Putaran mesin juga terasa mbrebet seperti pasokan gas terlalu basah. Tapi ketika tabung bikinan ini dipasang lagi, asap hitam tadi langsung hilang dan putaran mesin juga bersih,” ujar Dendi.
Dari pengujian yang ia lakukan dengan cara mengukur peningkatan tenaga lewat mesin dyno di beberapa tempat, Dendi mengaku hasil karyanya mampu meningkatkan power mesin cukup banyak.
Demi membuktikan, ia mengajak OTOMOTIF menguji langsung tes dyno. Hasilnya?
PENGETESAN
Dalam kondisi standar, Suzuki Satria FU saat dites pakai dynamometer Sport Devices tipe SP1, milik AHRS di Depok, Jabar terukur 15,5 dk/10.351 rpm, torsinya 11,55 Nm/8.894 rpm.
Setelah pasang turbo kinetis, dan setting ulang spuyer, kembali diukur ulang. Hasilnya jadi 16,4 dk/10.405 rpm, torsinya 12,67 Nm/8.351 rpm. Artinya terjadi kenaikan tenaga 0,9 dk dan torsi 1,12 Nm.
Dengan settingan spuyer sama, perangkat turbo kinetis coba dilepas dan kembali diukur. Ternyata tenaga tetap seperti standar (15,5 dk/10.126 rpm), tapi torsi turun jadi 12,08 Nm/7.948 rpm.
Jika dilihat dari hasil pembakaran, terlihat terlalu basah, artinya dengan perangkat turbo kinetis, pasokan udara segar bertambah signifikan, sehingga pembakaran bisa lebih baik, tenaga dan torsi pun meningkat.
Penulis/Foto: DiC, Aant / Andhika
Editor | : | Editor |
KOMENTAR