Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Perlakuan Khusus Bongkar-Pasang Baut As

Editor - Rabu, 12 November 2008 | 08:31 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Mur di ujung baut saat digetok membagi beban pukulan martil

OTOMOTIFNET - Beberapa pasang baut-mur di motor perlu perlakuan khusus saat bongkar-pasang. Perlu trik keras tapi alus. “Terutama baut yang merangkap jadi as. Contoh, baut as roda, lengan ayun, pegangan mesin dan sokbreker,” ucap Athanasius Ketut Hargunanto, mekanik diler Yamaha Gunung Sanghyang, Denpasar, Bali.

Menurut Ketut, teknik beda saat bongkar-pasang pasangan baut-mur tadi karena fungsinya agak beda. “Baut dan mur tadi selain ngikat atau ngunci, juga jadi pemegang antar part besar,” jelas lulusan sekolah mekanik HMTC angkatan 2001 itu. Lantaran jadi pegangan antar komponen, otomatis baut as punya beban lebih. Makanya, pemasangannya pun jadi lebih sulit.

Biasanya diameter lubang baut ngepres alias rapat dengan diameter baut. Selain itu jarak antar komponen yang diikat baut itu juga rapat. Makanya, bongkar-pasangnya butuh trik beda. Contoh, baut as roda. Setelah melepas mur, biasanya baut sulit ditarik.

No caption
No credit
No caption

Gunakan palu khusus untuk baut yang juga jadi as 2.

Nah, perlakuannya ada dua cara. Pertama, ujung baut tempat mur mengikat digetok. Atau, baut ditarik dari ujung lainnya pakai tang. Ketut setuju cara itu. Tapi ada yang kudu diperhatiin. Karena baut as roda dibebani roda, proses keluar baut sulit. Jadi, baik digetok atau ditarik tang terasa berat. Risiko baut rusak. Akibatnya saat dipasang baut gak klop dengan mur. Jika dipaksa, salah satu, atau keduanya, mur dan baut rusak.

Biar gak rusak, pake teknik ala mekanik bengkel. Kesatu, karena baut sulit keluar akibat tekanan roda, baiknya roda diganjal. Dengan begitu baut as tak bergesekan langsung dengan teromol roda. Sehingga bisa keluar lebih lancar. Jika baut masih sulit keluar, silakan getok. Saran Ketut, getoknya pake palu khusus, ujungnya bahan plastik atau karet. Jadi yang kalah palu, bukan baut.

“Kalo gak punya palu karet, alasi baut dengan kayu atau kain tebal. Dengan begitu, besi palu gak langsung benturan dengan baut,” tunjuk mekanik 28 tahun itu. Cara lain yang bisa dipakai, mur cukup dikendurkan hingga ujung baut. Jadi jika dipukul martil tidak hanya ujung baut kena, mur juga kena. “

Tapi ingat, cara ini Cuma dilakukan saat keadaan darurat, tak ada kayu atau kain alas,” wanti Ketut. Cara serupa berlaku untuk baut yang jadi as atau pegangan antar komponen besar seperti disebut di awal.

Masa Pakai Mur Kancing


Usia pakai mur kancing terlihat dari kondisi ring di dalamnya

Jika kita perhatikan, beberapa mur untuk pengunci baut as dilengkapi ring pengancing. Ring ini menyatu dalam ulir mur. Makanya, meski tanpa pakai ring tambahan, baut tidak kendur. Namun, mur jenis ini punya masa pakai.

Setelah beberapa kali bongkar-pasang, ring di dalam mur akan mekar. Tidak bisa menahan daya tekan balik. Menurut Ketut, usia pakainya bisa dihitung dari berapa kali bongkar-pasang. Sebab, bisa saja beru berapa kali bongkar, ring mur kancing sudah kendur. “Biasanya keliatan. Ring sudah aus dan mudah saat dikendurkan,” bilang mekanik dari Badung, Kuta, Bali itu.


Penulis: Aries

Editor : Editor

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa