|
“Kenapa? Nabrak ya?” tanya saya balik. Karena setahu saya mobil kakak sepupu saya itu Nisan Livina bukan Kijang.
“Iya, tadi sore pas Kak Ahmad pulang kantor nyeruduk Kijang di depannya. Lumayan ringsek tapi kacanya enggak pecah,” jelas Dini lagi. “Tapi Kak Ahmad enggak papakan?” tanya saya lagi.
Setelah mendapat kepastian suaminya baik-baik saja, saya jelaskan berapa biasanya perbaikan yang dilakukan dan perkiraan biayanya. Setelah selesai baru saya tanya,"kenapa kok bisa nabrak?"
“Setress katanya, di kantor lagi banyak kerjaan. Jadi kebawa sampai ke jalan waktu pulang. Sampai bengong trus nabrak deh. Padahal jalannya pelan lo,” terang Dini lagi.
Itulah sedikit cerita yang saya alami beberapa waktu lalu. Saya langsung teringat dengan teori safety driving yang dijelaskan para nara sumber. Bahwa banyak faktor yang bisa menyebabkan kecelakaan di jalan raya.
“Kejadian di atas menunjukkan belum terpenuhinya salah satu unsur dalam manajemen risiko berkendara sehingga menimbulkan potensi dan menyebabkan kecelakaan,” terangMomon S Maderani dari Indonesia SmartDrive Driving Consulting di Utan Kayu, Jaktim.
Wuih bawa kendaraan aja harus ada manajemennya ya?
Bahaya di jalan tidak bisa diprediksi. Sebab segala hal yang terkait dengan aktifitas berkendara, memiliki potensi yang besar. Bahkan potensi bahaya di jalan tidak mengenal pengecualian. Artinya skill atau kemampuan berkendara tidak menjamin Anda terbebas dari risiko bahaya, sebab faktor eksternal tetap berpotensi menimbulkan bahaya.
Pemahaman akan potensi bahaya inilah yang terangkum dalam manajemen risiko. “Dalam bahasan safety driving maupun riding, menajemen risiko memiliki bobot 50 persen di luar skill,” jelas Jusri Pulubuhu, dari Jakarta Defensive DrivingConsulting (JDDC).
Risiko adalah akibat yang terjadi dari adanya potensi bahaya. Jadi manajemen risiko mengatur atau menganalisa potensi bahaya tadi. “Dengan cara melihat, menilai dan mengendalikan. Sehingga bisa menghindari terjadinya bahaya,” tambah Momon.
Potensi bahaya sendiri dibedakan atas 2 jenis, yakni bahaya statis dan bahaya dinamis. “Bahaya statis meliputi semua hal di jalan yang tidak bergerak. Di antaranya, rambu lalulintas, pohon, hingga separator busway. Bahaya dinamis merupakansemua hal di jalan yang bergerak contohnya pejalan kaki, kendaraan lain hingga binatang,” rinci Jusri lagi.
Tahapan Manajemen Risiko
Manajemen risiko sendiri di bagi dalam dua tahapan. Yaitu, sebelum berkendara dan saat berkendara. Yang disebut pertama biasanya juga disebut sebagai persiapan praperjalanan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
I. Sebelum Berkendara
1. Memeriksa atau menyiapkan kendaraan.
Periksabagian mobil atau motor yang hendak di kendarai. Bisa dengan melihat dan merasakan.
Seperti,ban kurang angin atau tidak. Caranya gampang, dengan melihat saja sudah ketahuan kalau kempis. Jangan lupa cek ada cairan yang menetes enggak di kolong mobil. Bisa rembesan oli mesin, girboks dan lainnya. “Kalau ada sebaiknya kendaraan jangan dipakai untuk menghindari risiko kecelakaan,” jelas priaberusia 52 tahun ini.
Bisa juga dengan merasakan. Saat berkendara rasakan ada sesuatu yang diluar kebiasaan enggak. Seperti ketika membelokkan mobil, kalau dirasakan ada suara-suara aneh atau setir yang enggak stabil, artinya ada sesuatu yang bermasalah. “Bisa jadirumah setir oblak, atau ada kerusakan pada kaki-kaki. Segera antisipasi dengan melakukan perbaikan. Kalau dibiarkan sama aja siap celaka namanya.” Hal ini juga berlaku pada sepeda motor.
2. Memeriksa barang/benda di dalam kendaraan.
Biasanya berhubungan dengan kebiasaan pengemudi.Misalnya meletakkan botol air mineral. Pastikan berada di cup holder atau wadah yang tersedia. Jangan menaruh sembarangan di lantai mobil. Karena saat berjalanbisa bergeser dan mengganjal ke pedal atau tuas rem, kopling atau gas. Efeknya tahu sendirikan. “Meski ditaruh di cup holder juga pastikan tidak menggangguoperasional rem tangan.”
Selain itu yang biasa mendengarkan musik, pastikan CD atau peralatan apapun yang biasa digunakan untuk mendengarkan musik beradad i posisi yang mudah diambil.
Satu lagi hal remeh yang sering dilupakan orang, nyamuk! Binatang kecil ini kadang bersarang di dalam mobil. Sebaiknya keluarkan dahulu sebelum jalan. Syukur-syukur sempat disemprot dulu pakai obat nyamuk. “Jangan sampai pas di jalan konsentrasi buyar gara-gara digigit nyamuk.” (mobil.otomotifnet.com)
(Bersambung).
Editor | : | billy |
KOMENTAR