|
OTOMOTIFNET - Awal pembentukan karakter sound pada kabin Honda Freed kelir putih mutiara ini, berawal dari keinginan Elu sang pemilik, agar dapat memuaskan telinga istri tercinta. Namun begitu, desainer interior ini mewanti supaya modifikasi yang mengacu konsep car theater ini, tidak sampai mengganggu fungsi kabin besutannya ini.
"Konsep harian tetap diutamakan, tapi kualitas sound juga sebisa mungkin lebih dioptimalkan," jujur Alex dari rumah audio Mobiltronik di kota Anging Mamiri, Makassar, Sulsel.
Kenapa harus Freed untuk memuaskan kebutuhan in car entertainment (ICE)? Menurut Elu, sebelumnya Ia memang sudah berencana mengganti besutan lawasnya dengan mobil yang punya dimensi kabin lebih lapang. "Akhirnya saya pilih Freed, karena istri juga suka dengan modelnya," timpal pria 24 tahun ini.
Ubahan lantas difokuskan pada pengembangan tata suara yang bisa terimajinasi megah di kabin. Namun pesan si pemilik untuk tidak mengubah sama sekali konstruksi maupun desain bawaan kabin Freed, tetap terngiang di benak Alex.
"Setelah trial beberapa kali, diputuskan pakai speaker Domination F50 tipe full-range. Versi ini diaplikasi di semua titik mulai sudut pilar A kanan-kiri, center speaker hingga speaker belakang yang diposisikan di bagian atas pilar D. Kompilasi semacam ini ditujukan buat mewujudkan sistem car cinema dts 5.1, supaya efek surround bisa lebih terasa saat memutar film dari keping DVD.
Instalasi sistem 5.1 andalkan domination F50 tipe full-range | Penempatan speker depan sangat praktis dan tak menggangu jarak pandang |
| Komposisi dua power amplifier masih dapat ditempatkan di belakang tanpa mengurangi fungsi ruangan |
Pertimbangan Alex memasang lima speaker di kabin depan dan belakang dengan tipe sejenis, lantaran jika pakai speaker full-range satu merek dapat membuat suara menjadi homogen alias enggak terdengar pincang. "Dengan kata lain, tiap perpindahan frekuensi suara akan lebih mulus karena spesifikasinya rata semua," ujarnya.
Hobi banget nonton bioskop, sistem surround tidak diakali dengan menaikkan setting-an stereo seperti bass atau mid layaknya kebanyakan driver utama bikinan cungkuo. Kali ini terapkan sistem dts 5.1 layaknya settingan serius. Tak ayal dipilih lah head unit Sony XAV W1A, untuk mendongktrak kemampuan rambat frekuensi nada di semua lini.
Sektor nada rendah disponsori subwoofer Domination ES selebar 10 inci, lantaran faktor kubikasi yang dibutuhkan komponen penyuplai suara bass ini tidak terlampau besar, meski buat mendongkrak nada low dengan efek deep sekalipun masih mampu.
Untuk itu power amplifier pegang peran sangat penting, supaya tenaga lebih terfokus ke setiap speaker maupun subwoofer. Mengandalkan Domination ES 4 kanal sebanyak dua unit, dengan posisi ditaruh di kabin paling belakang.
Hal ini mengingat space ruangan sangat terbatas, sehingga memerlukan power amplifier dimensi kecil namun mampu menciptakan suara yang andal. Pertimbangan pemilihan penyuplai tegangan listrik ini juga melihat rancang-bangunnya, yang menganut model triple darlington circuit racikan Domination Engineering.
Saat sesi tes dengar, cukup memuaskan telinga ketika sedang nonton film bertema action. Deburan angin dan suara ledakan terdengar lebih menggelegar mulai dari kabin depan, tengah sampai belakang.
Penulis/Foto: Anton / Anton
Editor | : | Editor |
KOMENTAR