Harga jelas berbeda, kalau F-Con D dilepas di kisaran Rp 6 juta, sementara F-Con iD di rentang Rp 10 juta, semuanya sudah termasuk pasang. Perbedaan lain, F-Con D sudah memiliki mapping standar dari Jepang, sementara ketika memasang F-Con iD harus sembari setting untuk input data mapping yang diinginkan. Efeknya ke waktu pasang, kalau F-Con D sekitar 20 menit, sementara F-Con iD butuh waktu sekitar 1 jam. "Itu belum termasuk kalau ingin retune agar benar-benar sesuai maksimalisasi mesin," sambung pria yang akrab disapa Fenny ini.
Enaknya F-Con D mudah dalam instalasi. Semuanya sudah disediakan soket khusus, jadi tinggal plug n play. Pun terdapat sakelar On/Off apabila piggyback tak ingin diaktifkan. Beda dengan F-Con iD yang tanpa sakelar, dan harus jumper beragam kabel sensor dengan ECU.
Namun dengan F-Con iD, hampir semua parameter dalam ECU bisa di-setting. Hampir mirip stand alone. Alhasil, peningkatan tenaga yang dihasilkan lebih tinggi. "Enaknya lagi, seandainya ganti injector atau pun turbo lebih besar, F-Con iD juga masih bisa menyesuaikan modifikasi, tinggal mapping ulang sesuai modifikasi yang dikerjakan," ucap pria ramah ini.
Nah, yang baru saja masuk justru HKS OB-Link. Sebenarnya lebih ke indikator untuk mengintip data ECU. Jadi, tinggal colok ke soket OBD (On Board Diagnostic), lalu seluruh data ECU akan tampil pada gadget kesayangan yang berbasis Android. Aplikasinya bisa di-download di Android Market. Mulai dari putaran mesin, temperatur air dan oli, juga semprotan injektor dan lainnya. Tak hanya membaca, OB-Link pun bisa sedikit mengubah setting bawaan standar mobilnya. (mobil.otomotifnet.com)
HKS Indonesia: 021-26538558
Editor | : | billy |
KOMENTAR