KONDISI APA ADANYA
“Lelang ini kami lakukan seminggu sekali, baik mobil maupun motor. Unitnya kami dapatkan dari para penitip antara lain dari Toyota Rent A Car dan mobil-mobil perusahaan rekanan,” sahut Caecilia Betsy Rulien Puspitasari, selaku operation manager.
Tak banyak birokrasi untuk bisa ikut lelang. Mula-mula Anda setor Rp 5 juta sebagai uang peserta (mobil) dan Rp 1 juta (motor). Uang ini akan dikembalikan jika Anda pulang dengan tangan hampa. Setelah itu akan dberikan daftar mobil yang akan dilelang berikut harga dasarnya. Harga ini menurut Caecilia berdasarkan taksirannya sesuai kondisi mobil, “Dan maunya penitip. Semua unit yang kami lelang berkondisi apa adanya.” Ini kami buktikan sendiri ada mobil yang bodinya beset-beset, spionnya terkulai, bunyi mesin ngelitik, bahkan ada truk bekas tabrakan.
Diberikan waktu 3 hari untuk Anda mengecek kondisi mobil incaran. Silakan cek semua kondisinya serta kelengkapan dokumennya (BPKB, STNK, faktur). Jika sudah yakin silakan bertempur di hari H-nya. Petugas lelang mula-mula menawarkan harga dasar dan selanjutnya menaikkan Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Jika sampai hitungan ketiga tidak ada yang ‘ngebid’ lagi maka orang terakhir dinyatakan sebagai pemenang lelang.
Ada asumsi harga mobil lelang lebih tinggi dari harga pasaran. “Itu relatif, tergantung kondisi,” sahut Caecilia. Ia mencontohkan jika unitnya termasuk barang langka di pasaran, semisal Innova diesel dan Kawasaki Ninja, maka harga bisa tinggi karena jadi rebutan. Pada prinsipnya ada 6 faktor untuk menentukan harga dasar yaitu kelengkapan dokumen, kerusakan bodi (eksterior), kondisi interior, kondisi mesin, sistem rem serta penambahan aksesori. Umumnya mobil standar lebih disukai. Karena kondisi apa adanya justru kita yang harus berhitung untuk biaya rekondisi, apalagi kalau mau dijual kembali. Maka beruntunglah jika dapat mobil bagus dan tak banyak saingan.
Saat lelang harga finalnya tak bisa ditebak. Persaingan antarpeserta sangat mempengaruhi dalam pembentukan harga. Avanza G silver 1.3 tahun 2008, harga standar Rp 65 juta terjual Rp 118 juta. Gran Max 1.3 pikap harga awal Rp 63 juta lakunya ya segitu, seperti juga Xenia 1.3 2011 lalu di harga awal Rp 105 juta. Sebaliknya Grand Vitara JLX 2.0 2009 (Rp 164 juta) dan Honda CR-V 2.0 A/T 2010 (Rp 290 juta) tidak laku terjual. “Kemahalan,” jawab peserta lelang asal Jawa Tengah. Plat nomor luar Jakarta juga sepi peminat. Sebaliknya Camry Q3.5 2008 (Rp 260 juta) jadi rebutan 2 orang dengan pemenang di harga Rp 294 juta. Seru kan? (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR