OTOMOTIFNET - Setelah melakukan eksebisi pada Indoprix seri 3 di Sirkuit ‘Sentul Kecil' beberapa waktu lalu, PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) makin serius untuk membesarkan supermoto. Bahkan sekurangnya 5 seri tahun depan akan digelar.
"Memang pasarnya dikit, tapi hanya kami yang punya mainan di Supermoto. Kami ingin ‘kaki kiri’ juga jalan setelah balap Kawasaki Ninja sukses," kata Freddyanto Basuki, manajer promosi PT KMI.
Main Sendiri
Meski memiliki banyak ide dan program, toh Freddyanto tak berani memutuskan sendiri. Ia mengaku masih akan mendiskusikan dulu dengan pimpinannya yang orang Jepang. Yang jelas, pihaknya memiliki spesifikasi motor yang memang cocok untuk balapan roda dua yang medannya menggunakan separuh trek aspal dan separuhnya lagi tanah liat itu yakni D'Tracker.
D'Tracker yang dilaunching tahun lalu itu terdiri dari yang bermesin 150 cc dan 250 cc. Namun saat digelar sebagai supporting race di Indoprix itu masih boleh menggunakan motor dengan kapasitas berbeda. Nantinya akan digelar di 2 kelas tersendiri. Bahkan Freddy akan menggelar event yang benar-benar dengan spesifikasi supermoto sebagai ajang pemanasan pada November mendatang di Purwokerto.
"Kami sudah menyiapkan sebuah event khusus supermoto. Komposisinya, sekitar 60 persen tanah liat dan 40 persen aspal. Dengan adanya event ini sekaligus mencari tahu seberapa besar minat komunitas untuk mengikuti event yang sangat menarik untuk sebuah tontonan ini," lanjut Freddyanto yang bersama timnya kini tengah menyusun regulasi teknisnya untuk balap.
Diakuinya, pasar untuk kelas supermoto memang sedikit. Tetapi pihaknya tak merasa gusar untuk membesarkan. Dengan keseriusan pihaknya ingin sukses seperti balapan Kawasaki Ninja yang telah digelar di Sentul yang pesertanya hingga di atas 30 pembalap.
Supermoto akan menjadi jualan PT KMI tahun depan, selain terjun ke ajang balap underbone Indoprix yang telah dilakukan sejak 2 tahun lalu. Menurut Freddyanto, memilih supermoto salah satunya karena berat kalau harus bersaing di kelas bebek yang kini dikuasai Yamaha dan Honda. "Berat kalau harus bersaing di sana. Juga tidak sanggup main di kelas matik. Pilihannya, ya supermoto yang kebetulan masih sendirian," ungkapnya.
Agar sekalian nendang, Freddyanto mengaku minimal akan menggelar 5 seri kejuaraan untuk tahun depan. Tentu masih akan menjadi sebuah club event karena memang PT KMI yang baru menggelar balapan supermoto ini. Karena itu pihaknya mengharapkan bagi pemilik D'Tracker menyiapkan diri untuk bisa mengikuti event supermoto. "Jadilah Anda sebagai pelaku sejarah balapan supermoto di Tanah Air," senyum Freddyanto.
Menanggapi bakal digelarnya supermoto, PP IMI menyambut positif. "Bagus -bagus saja, apalagi memang sekarang sudah ada motornya. Dulu ketua kami (Ari Batubara, red) punya gagasan untuk melahirkan supermoto di Indonesia. Tetapi kan belum ada motornya. Dulu itu Kanzen yang mau menggelar, tetapi motornya masih berbau bebek. Jadi, tepatlah kalau PT KMI telah memiliki produk yang cocok buat supermoto," ujar Irawan Sucahyono, kadep olahraga PP IMI.
Hanya saja Irawan menyarankan agar mengadopasi regulasi internasional, bukan membuat regulasi versi sendiri. Dengan memakai regulasi internasional supermoto, maka diharapkan sesegera mungkin bisa dijadikan sebagai event kejuaraan nasional.
"Kalau sosialiasi sudah cukup, komunitasnya banyak, ya tidak ada alasan untuk tidak diakui IMI. Pokoknya, kami selalu mendukung kreativitas yang mendukung kegiatan balap," tegas Irawan.
Penulis/Foto: Bud / Reza
Editor | : | Editor |
KOMENTAR