OTOMOTIFNET - MS Racing diperkenalkan di markasnya di bilangan Rempoa, Jaksel (20/2) lalu. Meski memakai motor Honda, MS Racing ogah memakai nama Honda. “Kita tak mendapat apa-apa bahkan satu seperdelapan pun dari Honda,” sebut Faryd Sungkar, bos tim.
Kondisi itulah yang lantas melecut untuk membidik prestasi lebih baik dari tim pabrikan Honda.
Meski baru diperkuat seorang pembalap, Dwi Cahyono, namun tim dilengkapi sebuah service truck Toyota Dyna yang telah dimodifikasi. Di sisi kiri dan kanan truk mampu dibentangkan tenda berdinding vinyl sekitar 12 meter.
Masing-masing dipakai sebagai hospitality dan paddock untuk menempatkan 2 motor yang akan bertarung di kelas 110 cc dan 125 cc. Di dalam truk disediakan tempat istirahat pembalap.
“Ini tim balap profesional hasil pengamatan dan pengalaman saya selama ini ke balap-balap internasional. Tak perlu banyak personel. Itu yang bikin biaya membengkak. Kita cuma ada 5 orang ; 1 pembalap, 1 manajer tim, 2 mekanik dan 1 pembantu mekanik,” terang Faryd yang berencana menjual paket manajemen balap ini di masa depan.
Buat kelas 125 cc, motor disiapkan oleh BRT dan kelas 110 cc oleh Felix Judianto. Jika tidak kompetitif di 110 cc, tim sudah menyiapkan gantinya dari Suzuki. Faryd cukup optimis mengikuti Motoprix dan Indoprix (wild card).
“Target kita bukan mengalahkan Yamaha atau Suzuki, tapi tim-tim pabrikan Honda. Pokoknya jangan sampai kita finish di belakang mereka. Enggak apa-apa kalah sama Yamaha atau Suzuki asal jangan sampai kalah dari tim Honda,” lugas Faryd yang juga menjajaki ikut FIM Asian Road Racing tahun ini.
Rasa percaya diri makin bertambah dengan rencana mendevelop komponen mesin di Inggris dan Australia.
“Saya kenal dengan beberapa orang tehnik di FIM yang dapat meriset mesin balap. Sebenarnya ini sudah saya lakukan sejak lama dan sudah ada sebagian komponen yang sedang dikerjakan untuk kita pakai,” yakin Faryd.
Penulis/Foto: Bim / Bimo
Editor | : | Editor |
KOMENTAR