Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Hadapi Banjir Dengan Pemahaman Keselamatan

Editor - Kamis, 21 Oktober 2010 | 09:22 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

OTOMOTIFNET - Perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini, juga memicu terjadinya curah hujan sangat tinggi di berbagai wilayah di Tanah Air. Menurut pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fase penghujan masih akan terus berlanjut dan mengalami puncaknya di akhir Januari atau awal Februari 2011 mendatang.

Terlebih lagi saat ini banyak titik yang sebelumnya tak pernah mengalami banjir, kini kerap tergenang air setinggi betis orang dewasa akibat efek curah hujan sangat tinggi. Seperti dialami Dodot, pemilik Toyota Kijang Innova berdomisili di Pondok Aren, Tangerang.

"Akses masuk dari arah Bintaro Permai dulunya bebas banjir. Tapi sekarang di be­be­rapa titik rawan banjir, meskipun hujannya enggak terlalu deras juga bisa menimbulkan banjir. Seperti di Jln. Raya Pondok Betung dan ruas Pondok Aren, sekarang jadi langganan banjir," jelas Dodot.

No caption
No credit
No caption

Kabin dengan tingkat kekedapan tinggi justru menciptakan efek perahu, berdampak mobil mudah terguling jika terhempas arus kuat dari arah samping
No caption
No credit
No caption

Kenali posisi air intake pada kompartemen mesin untuk mencegah masuknya air

.

Ubah Kebiasaan
Untuk menghadapi kemungkinan ter­jebak banjir, terutama di kawasan yang sebelumnya jarang sekali tergenang air, perlu mengubah pemahaman selama ini seputar banjir.

Kewaspadaan dalam berkendara sa­at banjir harus lebih ditingkatkan. Ubah kebiasaan yang ada selama ini, kalau saat banjir bukan lah berpikir untuk dapat segera memindahkan kita dari lokasi banjir ke tempat yang lebih aman. Tapi justru menanamkan pemahaman, bagaimana untuk dapat melewati banjir dengan aman.

Intinya pada unsur safety awarness, yaitu kesadaran kita dalam berkendara dengan tetap memerhatikan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Hal ini mengacu pada beberapa hal yang mendasari pola pikir atau pe­mahaman, seputar kiat menghadapi banjir saat berkendara dengan mobil. Terlebih lagi kebiasaan kita selama ini yang sering salah kaprah, dalam melihat kondisi ketika berhadapan dengan genangan air cukup tinggi

 Seperti masih banyak pengendara yang beranggapan, kalau pun mobil sampai mogok sehabis menerjang banjir, semata karena disebabkan dari busi basah. Padahal jika kita salah bersikap dan berkendara seenaknya ketika menghadapi banjir, risiko besar dapat menimpa mobil serta pengguna kendaraan lainnya.

Menurut Momon S. Maderoni, kon­sultan dari Indonesia Smart Drive Driving Consulting (ISDC), langkah preventif bisa dengan searching jalur lain yang lebih aman, demi menghindari banjir. Jika mesti bermacet ria lantaran jalur alternatif menjadi urat nadi bagi pengguna jalan lainnya buat cari selamat, faktor kesabaran dipertaruhkan di sini.

Kalau terpaksa harus melewati banjir lantaran sudah terjebak da­lam antrean, pengemudi mes­ti memahami ketinggian air ser­ta besarnya gelombang yang di­tim­bulkan dari kendaraan yang melintas dari arah berlawanan.

"Ketinggian air sangat ber­dam­­pak pada keselamatan jalur masuk udara (air intake) di mobil. Jika mesin sampai kemasukan air, dikhawatirkan bisa memicu gejala water hammer," jelas M. Aedi, service manager Tunas Toyota di Jl. Kebayoran Lama, Jaksel.


Kecepatan harus selembut mungkin agar tidak menciptakan gelombang besar yang dapat merugikan pengendara lain dan mobil Anda sendiri

Maintain Power
Selain harus paham posisi air intake di mobil, Momon juga menyarankan supaya para pemilik kendaraan tidak memacu kendaraan dengan speed terlampau tinggi. Pertimbangannya, ketinggian air yang se­mula masih cukup aman untuk dilintasi, berubah jadi gelombang tinggi akibat efek dorongan kuat dari kecepatan mobil yang terlampau cepat.

Di samping itu bahaya yang bisa timbul akibat memacu mobil dengan kecepatan tinggi saat melewati banjir, kendaraan mudah melayang atau mengambang di per­mukaan air. Hal ini mengacu dari teori fisika di bangku SMA dulu. Jika pecahan genting dilempar dengan kencang, akan membuatnya melayang di permukaan air.

Mobil-mobil saat ini juga didesain lebih kedap ketimbang model terdahulu. Efeknya membuat bodi kendaraan layaknya sebuah perahu, dan membuat mobil lebih mudah mengambang. Yang perlu diwaspadai ada­lah arus deras dari arah samping, lantaran mampu membalikkan mobil dengan cepat.

Kebiasaan lama yang masih banyak diterapkan sebagian besar pemilik mobil, seperti menginjak pedal gas dalam-dalam supaya putaran mesin tinggi. Padahal hal ini justru membuat air mudah tersedot ke dalam saluran udara, akibat efek hisap yang begitu kuat dari kitiran mesin yang tinggi.

"Untuk amannya, usahakan putaran mesin dibikin selembut mungkin. Umumnya di 2.000-2.500 rpm, berdasarkan rata-rata po­wer maksimum mesin bensin, buat mesin diesel bisa di bawahnya karena kompresinya lebih tinggi," papar Momon.

Perlu diperhatikan juga ketika berada di tengah banjir, jangan sekali-kali me­nahan kopling agar putaran mesin stabil. Sebenarnya hanya perlu menerapkan maintain power mobil Anda, dengan menurunkan atau menaikkan rpm sesuai kebutuhan saat itu.

Supaya dapat menerapkan metoda maintain power mesin, mesti mengetahui kemampuan mobil Anda sendiri. Intinya perlu menyatu terlebih dulu dengan karakter kendaraan yang dipakai saat itu. Sehingga akan menciptakan sebuah kebiasaan de­ngan sistematis yang terkonstruksi.

Kebiasaan baru ini diawali dari 3 aspek penting. Yaitu perasaan (feeling), pola pikir dan unsur motorik. Feeling merupakan awal dalam menciptakan sebuah analisa logis, yang berujung pada pola pikir saat menghadapi banjir.

Pola pikir berfungsi untuk mengetahui seberapa besar risiko yang kemungkinan akan terjadi, ketika harus melintasi genangan banjir dengan beberapa alternatif pencegahannya.

Kemudian dari situ akan tercipta suatu reaksi motorik pada diri kita, untuk me­lakukan beberapa tindakan sesuai dengan pemahaman sebelumnya, guna mencegah terjadinya bahaya maupun kerusakan pada kendaraan.

Penulis/Foto: Anton / Anton

Editor : Editor

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa