Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Panduan Aman Berkendara Di Jalan Tol

Editor - Rabu, 29 September 2010 | 09:30 WIB
No caption
No credit
No caption

OTOMOTIFNET - Pada tulisan sebelumnya sudah di kupas habis resiko berkendara di jalan TOL dan penyebab kecelakaanya. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk meminimalisir kecelakaan?

1. Persiapan Kendaraan

Siapkan kendaraan baik untuk maintenance dan perbaikan jauh sebelum tanggal keberangkatan. Agar tenang, lakukan persiapan jauh-jauh sebelum waktu keberangkatan. Jangan menyiapkan kendaraan dalam waktu yang mendesak atau mepet.

2. Loading Barang Bawaan

Siapkan penataan/loading barang bawaan ke dalam kendaraan beberapa jam sebelum berangkat. Bila berangkat pagi, maka sore sebelumya semua barang bawaan sudah di kendaraan. Faktor peletakan atau penempatan juga perlu perhatian.

Contoh tata barang yang berat di bagian bawah. Jangan meletakan barang yang mudah lepas atau terlempar dari tempatnya di dalam mobil, misal botol minuman. Fungsikan cup/bottle holder yang ada di kendaraan atau menambah peranti itu yang banyak dijual di pasaran.

Jangan taruh barang bawaan menghalangi pandangan pengemudi, karena akan mengganggu kontrol pengemudi (di bagian belakang yang menutupi kaca belakang atau di dasbor).

Jangan letakkan barang di bawah jok pengemudi, karena kemungkinan akan bergeser dan mengganjal pedal rem, gas atau kopling. Lalu, jangan ada barang-barang bawaan yang menimbulkan bunyi karena gerakan mobil. Hal ini akan mengganggu konsentrasi pengemudi.

3. Jarak Aman

Jarak aman antarkendaraan pun penting diperhatikan karena kerap kali kecelakaan beruntun jadi dominan di jalan tol. Jaga jarak aman antara kendaraan, tak sekadar jarak dengan mobil depan, tapi juga di belakang kita. Seberapa aman jarak saat melaju di jalan bebas hambatan?

“Jarak aman mengikuti kendaraan di depan kita adalah 3 detik. Artinya dengan kecepatan kendaraan kita saat itu, kira-kira 3 detik kendaraan kita bisa sampai pada bagian belakang kendaraan di depan kita. Apabila kendaraan di belakang kita sangat rapat/menempel, lebih bijaksana kita persilahkan kendaraan di belakang untuk mendahului,” terang Momon.

4. Kontrol Kondisi

Selain jarak aman, faktor keselamatan berkendara adalah selalu mengontrol lingkungan sekitar kendaraan kita. Lakukan kontrol melalui semua sisi kaca spion setiap saat. Jangan gunakan kaca spion hanya saat membelok. Pakai dalam interval tertentu untuk mengontrol sekeliling kendaraan kita. Biasakan melihat kondisi di belakang kendaraan kita saat kita melakukan pengereman atau pengurangan kecepatan.

5. Pandangan Jauh Ke Depan

Memandang jauh ke depan bisa meminimalkan kita melakukan manuver/gerakan mendadak. Seperti membelok, mengerem, menambah kecepatan yang serbamendadak. Karena gerakan atau perlakuan ini sangat membahayakan sang pengemudi, bahkan pengendara lain.

Dengan memandang jauh ke depan, kita akan memperoleh informasi kondisi di depan lebih banyak. Sehingga otak kita bisa mengolahkan dan cukup waktu untuk memerintahkan anggota tubuh untuk bertindak yang benar dan tepat.

6. Pahami Bahasa Tubuh

Memahami bahasa tubuh pengendara lain juga penting. Sebab bisa memahami maksud atau tujuan orang lain dari bahasa tubuhnya. Perhatikan selalu bahasa gerakan kendaraan lain. Mungkin pengendara lain tak selalu menggunakan komunikasi saat akan berpindah jalur. Maka perhatikan gerakan kendaraan lain, adalah salah satu antisipasi keselamatan.

7. Gunakan Lampu Sesuai Peraturan

Selain sebagai penerangan, lampu juga berfungsi sebagai alat komunikasi. Gunakan lampu sesuai peruntukannya. Misalkan, jangan lakukan penggantian warna pada lampu. Lampu kabut (foglamp) hanya digunakan pada kondisi cuaca berkabut, penggunaan pada cuaca normal akan menyilaukan pengendara lain.

Lalu, saat memasuki terowongan di tol gunakan lampu besar (bukan lampu kecil atau lampu hazard). Ketika hujan, pakai lampu besar, bukan lampu hazard. Lampu hazard hanya digunakan saat mobil diam/dalam keadaan darurat (mogok).

8. Jaga Emosi

Jangan mudah terpancing atau terprovokasi oleh perilaku pengendara lain. Lebih baik bersikap proaktif terhadap kesalahan tindakan orang lain, jangan bersikap reaktif. Berpikirlah jauh ke depan sebelum mengambil tindakan. Lebih baik mengalah daripada tidak mau kalah dalam ukuran menit, tapi menyebabkan kecelakaan yang menyita waktu lama untuk menyelesaikannya.

Berkendara terburu-buru, terlebih karena terprovokasi orang lain akan menyebabkan kelelahan secara psikis. Berpikirlah positif terhadap perilaku pengendara lain, karena kita tidak bisa mengubah perilaku orang lain. Hindari ada kesalah-pahaman yang menimbulkan emosi dengan penumpang dalam kendaraan.

9. Fokus Berkendara

Mengemudi adalah pekerjaan 100% full time job, gak bisa diganggu atau nyambi sambil melakukan aktifitas lain. Contoh berkomunikasi dengan telepon selular ataupun ber-sms-an.

Bila perlu musik, minta bantuan penumpang sebelah saat penggantian CD atau ubah channel radio. Fokus ke arah depan! Lalu, jangan terpengaruh pada kejadian di jalur yang berseberangan. Misalnya saat ada kecelakaan.

“Banyak kejadian kecelakaan di tol terjadi di satu jalur, namun menyebabkan kecelakaan di jalur lainnya. Karena banyak pengemudi yang menoleh ingin mengetahui kecelakaan di jalur seberangnya,” bilang Momon.

Jalan tol yang umumnya lurus, akan memengaruhi menurunkan tingkat kewaspadaan dan sering menimbulkan rasa kantuk/lelah. Maka jaga kondisi agar tetap fokus dalam berbagai kondisi jalan tol.

Penulis/Foto: Pj / Salim, Reza

Editor : Editor

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa