Sebuah prestasi anak bangsa? Memang. Jadi memang sudah seharusnya anak-anak SMK tersebut terus berupaya untuk memenuhi standar kendaraan tertinggi, baik di level nasional maupun internasional.
Namun, Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Joko Sutrisno, menilai aturan standarisasi kendaraan yang harus dipenuhi Esemka katanya terlalu ketat untuk sekelas anak sekolahan.
"Kan anak-anak kecil (SMK) bisa bikin mesin seperti itu saja sudah luar biasa. Tapi kalau langsung dicegat dengan standar emisi Euro-2, yang benar saja," keluh Joko.
Padahal, menurut Joko, standar Emisi Euro 2 tersebut sebenarnya hanya efektif untuk diberlakukan di Jakarta. "Kalau mobil yang untuk daerah pedesaan masih banyak persediaan oksigen karena masih banyak hutan jadi mesin seperti ini masih aman," simpulnya.
Sebenarnya, siapapun yang membuat, seharusnya terus mengacu pada standarisasi tertinggi, dan tentu saja butuh kesabaran untuk terus mengembangkan dan menyempurnakan. Jangan buru-buru dan maunya langsung jadi, tanpa memperhitungkan kualitas. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR