Mega Hobby Toys |
OTOMOTIFNET - Sampai saat ini, image Daihatsu Gran Max dan Luxio masih kental dengan kendaraan barang, jemputan anak sekolah, mobil angkut uang, mobil laundry dan lainnya.
Namun, apa jadinya kalau Anda memperhatikan Gran Max dan Luxio di bawah ini. Jelas, citra di atas bakalan lenyap.
Dengan bermodalkan sebuah Gran Max sekalipun, Anda enggak usah minder bergaul dengan teman-teman. Karena dengan sedikit melakukan modifikasi, kedua mobil keluaran PT Astra Daihatsu Motor, ATPM mobil Daihatsu di Indonesia tersebut, bisa tampil beda.
Mau itu hanya dimodif cutting sticker, pasang body kit, ganti pelek dan ban, percantik interior sampai modif audio. Nah, buat panduannya, Anda bisa mendengarkan cerita pemilik Gran Max dan Luxio yang telah berubah penampilan ini. Siapa tahu, bisa jadi inspirasi untuk Gran Max dan Luxio di rumah Anda.
Silahkan!
MEGA HOBBY TOYS
Luxio 2010 ini kerap diandalkan sebagai official car toko Mega Hobby Toys, speed shop khusus R/C (Remote Control) yang berlokasi di ITC Kuningan, Jaksel. Selain aplikasi cutting sticker yang cukup eye catching di sekujur bodi sebagai identitas toko, tampilan lebih modis berkat pemasangan pelek racing 17 inci dan body kit keluaran Daihatsu.
Di kabin, selain masih menyisakan jok paling belakang, bagian tengah kerap digunakan untuk mengangkut berbagai mobil balap, kompresor dan rak perkakas. “Kalau sedang race off-road saya jadikan paddock dadakan,” ujar Ferry Ongko, pemilik toko.
R Speed |
R SPEED
Fungsi sebuah van guna mendukung aktivitas balapan memang dibutuhkan bengkel balap R Speed yang buka gerai di jalan Basuki Rachmat, Jaktim. Hampir di setiap balapan sirkuit maupun reli di luar kota, Gran Max 2009 ini selalu setia menemani. Blind van warna putih ini juga telah dilengkapi berbagai perlengkapan yang sudah disiapkan untuk langsung terpasang begitu mobil dibeli.
Contoh tatanan 3 buah rak dengan bentuk berbeda yang dimensinya menyesuaikan volume kabin. Tujuannya tak lain menampung berbagai peralatan pendukung balap. Sebut saja ban balap cadangan, kompresor, dongkrak, laci dan meja lipat perkakas hingga berbagai onderdil pengganti.
Paling mencolok yaitu rak hasil desain sendiri yang ditempatkan di atap. Tujuannya untuk memuat barang-barang tambahan jika kabin dirasa sudah tidak muat. Tampilan juga lebih beda berkat pemasangan pelek reli Speedline diameter 15 inchi dan tempelan stiker identitas bengkel serta stiker aksen balap.
Wisesa Motorsport |
WISESA MOTORSPORT
Speed shop yang bermarkas di jalan Haji Nawi Raya, Jaksel ini mengandalkan Gran Max model blind van untuk menyokong segala aktivitas balapnya. Mobil keluaran 2008 ini juga cukup ampuh sebagai media promosi bengkel, karena hampir sebagian bodinya ditempel cutting sticker bertuliskan nama bengkel dalam ukuran yang cukup besar.
Aksen kibaran bendera start dan tempelan stiker bernuansa balap semakin mempertegas kalau ini adalah supporting car balapan. Selebihnya belum ada ubahan berarti. “Sedang dirancang rak untuk menaruh perkakas dan perlengkapan balap di kabin dan di atap,” kilah Ricky Regar, racing manager Wisesa Motorsport.
Audio Plus
Andreas Tjahjadi, technical director PT Audio Plus (AP) di Greenville, Jakbar menerapkan konsep daily used car di Gran Max-nya.
“Artinya, konsep ubahan masih mempertimbangkan aktivitas sehari-hari, sehingga fungsi utama kabin yang lapang gak terganggu sama sekali. Sebab umumnya mobil ini diandalkan buat usaha,” papar instalatur yang kerap didaulat sebagai ‘pembunuh bayaran’ pada ajang kontes modifikasi audio Tanah Air.
Pemakaian komponen tambahan berkualitas juga jadi kunci utama, untuk menciptakan setingan suara lebih presisi dan optimal layaknya sistem SQ (Sound Quality), tapi tidak menyulitkan buat aplikasi harian. Andre membuat instalasi model 2-way pakai speaker split Crescendo Opus 5.
Suplai nada rendah (low), diladeni subwoofer Crescendo Etude 2.10 v2.0. Supaya suara terdengar lebih optimal, diperkuat power amplifier Genesis Profile 4. Namun semua instalasi ini mesti didukung sebuah driver utama, untuk itu head unit andalkan Pioneer P80RS MKII.
Untuk menambah tingkat kekedapan suara, Andre melapis beberapa panel bodi dengan peredam tambahan. Mulai pintu-pintu, lantai hingga plafon. “Dasbornya juga dikasih peredam, karena konturnya terlalu lentur sehingga gampang bergetar,” tambahnya.
Hasilnya, suara terdengar sangat jernih dan detail, nyaman buat didengar dalam jangka waktu lama seperti saat ke luar kota. Meski memposisikan subwoofer di kabin depan, penumpang baris kedua dan belakang tetap bisa menikmati kualitas suara yang sama.
“Kalau subwoofer ada di belakang, penumpang di baris ketiga bakal merasakan suara bass lebih kuat, karena posisinya lebih dekat dengan mereka. Sebaliknya, jika subwoofer ditaruh di depan, penumpang baris pertama dan ketiga dapat mendengar suara dengan proporsi yang sama, baik untuk bass-midbass-treble,” urai Andre.
Penulis/Foto: Anton, SS, Anto / Anto, f.Yosi, Sandrie, Anton
Editor | : | Editor |
KOMENTAR