OTOMOTIFNET - Dunia otomotif terbukti masih jadi lahan yang janjikan peluang dan masa depan. Sekolah kejuruan terutama jurusan otomotif masih jadi favorit lulusan SMP. Kursus otomotif juga menjamur, jumlahnya bisa belasan ribu. Dan kebutuhan dunia industri otomotif, tahun 2010 ini masih minus 500 orang. Itu baru untuk satu merek mobil saja lho.
“Targetnya sekarang 70% lulusan SMP itu harus masuk SMK dan 30% masuk SMU. Karena sudah 20 tahun terbukti bahwa terlalu banyak lulusan SMA itu penganggurnya banyak,” kata Bambang Dwi Wahyudi, anggota tim teknis Pendidikan Non Formal Dirjen Pendidikan Nasional.
Itu akibat keterbatasan perguruan tinggi, cuma sanggup terima 20% lulusan SMU. Padahal lulusan SMU tak ada ketrampilan kerja siap pakai. “Peminat SMK sekarang naik terus. Di beberapa kota sudah mendekati 70%, seperti Solo sekarang 61%. Jurusan otomotif itu sekarang paling banyak, jadi favorit itu. Tiap tahun ada 300-an ribu lulusan otomotif dari seluruh indonesia. Tapi kita optimis karena pertumbuhan industri otomotif tinggi sekali,” lanjut Bambang.
“Pusdiklat kita tiap tahun meluluskan 80 sampai 100 orang tenaga siap pakai. Tapi kebutuhan ideal sebenarnya sangat tinggi. Saat ini kita (Suzuki mobil) masih kurang, untuk 2010 paling tidak 500 orang,” imbuh Djoko Warsito, manager training PT Suzuki Indomobil Niaga.
Jalur kursus otomotif serupa halnya. Kondisinya variatif, dari yang level A dengan fasilitas dan pengajar berkompeten sampai minim. “Dari 12 ribu lembaga kursus di Indonesia yang bisa masuk kualifikasi A hanya 70-an, kebanyakan di kota besar tapi merata di luar Jawa juga ada,” lanjut Bambang.
SERTIFIKASI MEKANIK
Lalu bagaimana ukur kompetensi ribuan lulusan sekolah kejuruan dan kursus otomotif tadi? Ada Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Otomotif, berdiri Januari 2010, dibidani oleh IATO (Ikatan Ahli Teknik Otomotif) dan Apekindo (Asosiasi Pendidikan Teknik dan Kejuruan Indonesia).
“Pengujian bisa dilakukan di manapun asal memenuhi standar untuk pengujian yang kami tetapkan dari sini. Ini bisa dipakai untuk lulusan SMK, non-formal sampai pendidikan tinggi sekalipun. Sekarang kita masih mempersiapkan tempat dan master pengujinya. Rencananya April ini kami akan melakukan uji perdana di Cirebon,” jelas Bambang yang mengetuai LSK Otomotif.
Uji kompetensi akan dilakukan berkala dan terjadwal. Level sertifikasinya; junior, senior, sampai master. Sertifikasinya berdasar skill spesifik. Misalnya ahli rem, diuji kemampuan dan pengetahuan mengenai semua hal tentang rem. Bila lulus uji, ia mendapat sertifikat ahli rem.
Sertifikasi bisa diikuti semua orang, lulusan SMK, kursus yang ingin diakui kemampuannya oleh negara. “Dari SMK atau lembaga kursus apapun, dari manapun, level apapun, kalau sudah mendapat sertifikasi dari kami, nilainya sama. Yang penting memenuhi syarat kompetensi kami,” bilang Direktur Pusdiklat Otomotif Suzuki-UNS ini.
Penulis/Foto: Nawita / Banar
Editor | : | Editor |
KOMENTAR