Tim
Repsol Honda baru saja membuat ‘teror psikis’ terhadap kompetitor lewat hasil tes mencengangkan di Sepang, Malaysia. Tak heran, kedatangan Andrea Dovizioso (AD) di Jakarta (25/2) yang menjadi bagian dari trio Repsol Honda terasa sangat istimewa.Berkat dukungan PT Astra Honda Motor (AHM), otosport.co.id (OTO)berkesempatan berbincang dan mengenal lebih dekat pembalap kelahiran Forlimpolpoli, Italia 23 Maret 1986 ini. Sikapnya tenang, laiknya ‘orang-orang Honda’. Tetapi ia bersedia berbicara banyak sejak awal perjumpaan, membedakannya dari Dani Pedrosa yang memang cool abis. “Kami membuat hasil yang bagus saat tes lalu. Semua pembalap merasa sangat gembira,” bukanya. (otosport.co.id)
OTO: Bisa Anda ulas sedikit tentang masa kecil Anda dan komentar orang tua tentang aktivitas di balap?
AD : Ayah saya seorang pembalap dan saya cukup lama ikut balap. Saya sudah 21 tahun di balap motor. Sejak dahulu saya balap di motocross dan pocket bike. Pada umur 14 tahun saya pindah ke big wheel, kelas 125 cc dan mulai karier saya. Di tahun pertama saya juara Italian Championship, tahun kedua saya juara di European Championship dan tahun ketiga saya ikut di kejuaraan dunia. Ayah saya memang ingin melihat saya balapan. Mimpinya juga berada di native seat di sini, di Honda, sesuatu yang istimewa.
OTO: Tahun lalu Anda bersikeras tetap di tim Repsol Honda dan menjadikan ‘berada di tim ini’ sebagai target. Apa alasan spesifiknya?
AD : Ketika saya menang kejuaraan Italia dengan pocket bike saya sudah memakai brand Repsol. Pada saat itu saya melihat Repsol adalah tim besar dengan Doohan, Gibernau, Criville dan Okada yang selalu membuat hasil bagus. Saya pikir saat itu adalah target semua pembalap. Dari awal saya ikut kejuaraan dengan Honda dan saya mengikuti pergerakan Honda. Ketika saya masuk ke MotoGP, saya dengan Honda dan mendapatkan tempat di sini yang memungkinkan saya bersama Repsol Honda sebagai tim terbaik.
OTO: Prediksi Anda tentang kompetisi tahun ini di mana Anda berada dalam kondisi yang disebut high level?
AD : Ini adalah mimpi saya untuk berada di sini bersama Honda, untuk melihat dan balapan di kelas paling penting, MotoGP. Tapi kalau sekarang Anda berada di dalam tim, mimpi saja tidak cukup. Anda ingin menang, ingin menjadi pembalap tercepat di dunia dan untuk mendapatkan uang saja enggak cukup.
Target bagi pembalap adalah poin yang bagus dan menang. Target saya adalah satu ini. Saya berusaha dengan keras dan memperbaiki hal ini. Di awal musim saya enggak pernah secepat tahun ini.
Semua pembalap Honda sangat bagus dengan target memenangi kejuaraan. Jadi ini ada kesempatan untuk fight dan saya pikir balapan tahun ini akan menarik. Saya rasa enggak mungkin ada pembalap mendominasi di tahun ini karena minimum ada 6 rider yang memiliki motor untuk menang dan ada 6 rider punya kemungkinan untuk mengejar juara dan semua punya bakat untuk menjadi juara.
Jadi seperti tes pertama dan kedua, kami lihat jarak yang satu dengan yang lain sangat dekat antara 6 pembalap. Saya pikir hal penting tahun ini adalah berada sesering mungkin di podium bukan memenangi terlalu banyak balapan. Karena kalau Anda menang satu balapan dan di balapan kedua Anda ke-6, itu mudah untuk dilakukan tapi Anda kehilangan banyak poin.
OTO : Apa perbedaan signifikan motor Anda tahun lalu dan sekarang?
AD : Sejak tahun lalu level motor sudah tinggi. Motor enggak berubah banyak dibanding tahun lalu, mereka enggak membuat motor baru, hanya berusaha merubah sedikit mesin dan sasis dan spesifiknya sistem elektronik. Kami improve banyak, khususnya seperti dalam tes lalu, pada engine brake. Saat ini level motor sudah sangat tinggi. Kami enggak butuh motor baru kami hanya butuh perubahan kecil.
OTO : Di luar balapan, pembalap Italia biasanya sangat ekspresif. Misalnya saja Valentino Rossi, Max Biaggi, Marco Simoncelli, sementara Anda berada di lingkungan orang-orang yang ‘kalem’. (Sedikit mengulang pertanyaan yang pernah OTOMOTIF tujukan untuk Dani Pedrosa apakah ia punya keinginan melakukan selebrasi unik jika menang)
AD : Tergantung dari karakter, karakter saya enggak seperti ini. Selebrasi khusus kalau menang, normalnya Anda akan berpikir saat ada di sana, saya enggak punya program (selebrasi), haha...itu bukan gaya saya”. (percayalah, ini jawaban yang sama persis dengan yang diucapkan Pedrosa saat datang ke Indonesia tahun lalu).
OTO : Bisa Anda ceritakan perasaan Anda saat berada di podium?
AD : Tergantung dari balap yang Anda lakukan. Berada di podium kadang-kadang sangat bagus, tapi kadang enggak penting. Seperti di Malaysia, saya kedua, beda 0,2 detik dibanding Valentino. Saya sangat gembira tapi enggak happy 100 persen karena saya sangat dekat dengan kemenangan. Umumnya, bertarung untuk masuk tiga besar adalah hal penting.
OTO : Ngomong-ngomong bagaimana kekasih Anda mempengaruhi hidup Anda? (Di kehidupan pribadinya, Dovizioso memiliki seorang kekasih bernama Denisa dan seorang anak perempuan bernama Sara).
AD : Menjadi pacar pembalap enggak gampang. Terlalu banyak waktu di luar daripada di rumah. Tapi bagaimanapun ia tahu sebelumnya. Setelah beberapa waktu enggak jadi masalah, ia jadi mengerti. Sekarang enggak masalah sama sekali.
OTO : Sebelumnya, sudah ada yang memberitahu Anda tentang Indonesia?
AD : Hmmm...enggak banyak. Tapi saya dengar dari orang di sini, MotoGP sangat penting di sini dan itu baik untuk kami.
Editor | : | billy |
KOMENTAR