Perancis – Mantan pembalap dan pemilik tim F1, Guy Ligier meninggal dunia dalam usia 85 tahun, demikian dilaporkan media Prancis hari Minggu (23/8).
Sebagai pembalap F1, Guy Ligier yang lahir di Allier, Perancis aktif pada 1966 dan 1967. Sepanjang kariernya itu, ia hanya memiliki 1 point yang didapatnya di GP Jerman 1967.
Setelah pensiun, ia membuat mobil balap sendiri dan timnya berkompetisi di F1 pada 1976 hingga 1996. Timnya meraih kemenangan pada 1977 dan sukses di awal 1980-an lewat pembalap ternama seperti Jacques Laffite, Patrick Depailler dan Didier Pironi.
Mendiang Presiden Perancis, Francois Mitterrand adalah teman dekatnya. Ketika Ligier menghadapi masalah pada 1983, Mitterrand menyuruh perusahaan milik pemerintah seperti Elf (migas, sekarang bernama Total), Gitanes (rokok) dan Loto memberi dukungan sponsor.
Ligier juga memiliki perlakuan istimewa untuk mendapatkan mesin. Tekanan politik yang diterapkan untuk Renault, memaksa perusahaan itu memasok mesin untuk timnya yang digunakan pada 1984-1986 dan 1992-1994.
Sepanjang keikutsertaannya di F1, tim Ligier meraih 9 kemenangan antara tahun 1977 dan 1996. Kemenangan pertama diciptakan Jacques Laffite di GP Swedia 1977.
Terakhir menang di GP Monako 1996 lewat Olivier Panis, ketika lomba berlangsung dalam kondisi basah dan hanya 3 mobil yang finish.
Tim Ligier sempat menempati posisi runner-up di klasemen kejuaraan dunia konstruktor pada 1980 di bawah tim Williams.
Kepemilikan tim Ligier berpindah ke mantan pembalap F1, Alain Prost. Juara dunia F1 empat kali itu membeli tim Ligier awal 1997 dan nama tim berubah jadi Prost Grand Prix.
Selain di F1, Ligier juga berkompetisi di balap ketahanan Le Mans 24 jam dari 1970 sampai 1975.
“Sedih banget saya mendengar kabar Guy Ligier meninggal,” kata Eric Boullier, racing director tim McLaren. “Sebagai anak yang besar di Le Mans, saya terinspirasi dan terpesona oleh ikonik indah warna biru muda-putih mobil F1 Ligier,” imbuh Boullier.
Tim ini memang kental dengan aroma nasionalisme Perancis. Pemilik, sponsor dan pembalapnya ya dari negeri anggur itu. Menurut Boullier, tim ini percaya diri dengan mempercayakan pembalap lokal.
“Guy sendiri adalah karakter yang tangguh dan tak kenal kompromi, tetapi dia juga seorang pembalap selamanya,” tutup Boullier yang juga asal Perancis.
Selamat jalan Guy Ligier. (otosport.otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR