Narsis sejenak di pantai Parangtritis setelah 16 jam perjalanan
Jakarta - Gelaran MPV World OTOMOTIF kali ini berkesempatan mencoba Suzuki Ertiga GX sebagai kendaraan liburan. Walaupun dapat versi manual, tetap nikmati saja, untung enggak kena macet parah. Biar di perjalanan enggak bengong, saya mengajak seorang sahabat, Endra Cahyadi. Tujunnya kami putuskan menuju Yogyakarta.
Sempat ada perdebatan mengenai rute yang dipilih, mau lewat pantura atau selatan. Setelah berdiskusi panjang lebar, akhirnya kami memilih jalur selatan. Ada beberapa pertimbangan, pertama jalur selatan relatif lebih lancar saat musim liburan.
Mesin bertorsi besar sejak rpm rendah, pantas kalo irit
Kedua, jalurnya lebih bervariasi dibanding pantura yang didominasi jalan lurus. Sementara jalur selatan tak hanya lintasan lurus, banyak dijumpai jalan berbukit yang naik turun dan berkelok, rasanya pas untuk menguji performa Suzuki Ertiga dari semua sektor.
Audio Steering switch, cukup pakai jempol untuk mengatur volume
Setelah seremoni pelepasan peserta di di SPBU Pertamina COCO di kawasan BSD, Tangerang Selatan, kami langsung tancap gas ke arah Tol JORR dan mengambil arah Cipularang. Di sini kemampuan mesin dalam mendaki sudut curam dan panjang mulai diuji.
Jok tengah pun bisa dilipat, sayang enggak rata
Mesin K14B berkapasitas murNi 1.373 cc dengan teknologi Variable Valve Timing (VVT) ternyata sangat mumpuni melibas jalan tol. Tentu tak terlepas berkat konfigurasi bore x stroke yang overstroke, 73 x 82 mm, makanya torsi begitu melimpah sejak rpm rendah dan maksimalnya sebesar 130 Nm sudah dicapai di 4.000 rpm.
Rebahkan jok belakang, barang bawaan bisa masuk semua
Hasilnya enggak perlu bejek gas terlalu dalam, Ertiga sudah merayap nanjak. Ketika ketemu jalur menanjak ditambah berkelok seperti di jalur Nagrek pun enggak jadi halangan. Tetap asyik saja dan mampu membuntuti kendaraan lain yang berkapasitas mesin lebih besar.
Karakter overstroke itu pula salah satu yang mendukung konsumsi bensin Ertiga ekonomis. Untuk luar kota, tiap liter bisa untuk menempuh jarak 16,3 km. Lalu konstan 100 km/jam dapat angka 18,6 km/lt.
Memasuki Jawa Tengah, kami dihadapkan dengan lebatnya hujan dan beberapa titik bekas longsor. Di sinilah berkesempatan menguji traksi Ertiga di lintasan licin. Berkat adanya fitur ABS dan EBD, injak rem jadi enggak perlu takut mengunci yang mebuat laju susah dikontrol, semua jadi tetap under control.
Dengan suspensi depan MacPherson Strut dan belakang Torsion Beam, redamannya terbilang empuk, kendati kabin hanya diisi 2 orang. Namun tetap memberikan kestabilan di kecepatan tinggi saat di tol.
Kenyamanan juga didukung dengan adanya audio 2 DIN yang dipadu 4 speaker dan 2 tweeter, suaranya rata depan sampai belakang. Untuk mengatur suara dan pilih channel radio juga enak, karena sudah dilengkapi audio switch di setir. Satu lagi yang mendukung kenyamanan adanya AC double blower. Pastinya suhu lebih merata ke semua bagian kabin.
Lepas dari Buntu menuju Gombong, akhirnya malam menjelang. Nah kali ini pencahayaan Ertiga diuji dan ternyata dapat diandalkan, kendati di beberapa titik juga turun kabut akibat hujan, kondisi tetap terpantau maksimal dengan adanya bantuan fog lamp.
Setelah menempuh perjalanan selama 16 jam, akhirnya kami tiba di kota Yogyakarta dengan selamat! Saatnya istirahat kemudian disambung keliling kota Yogyakarta esok harinya. Have fun! • (otomotifnet.com)
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR